Henry dinobatkan tahun 1509 di usia 17 tahun, enam minggu kemudian ia menikah dengan Catherine of Aragon, anak perempuan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol, dan janda dari kakak Henry, Arthur.
Henry VIII terobesi untuk meneruskan garis keturunan dinasti Tudor.
Ia menginginkan pewaris laki-laki, tapi dari beberapa kehamilan dan kelahiran, satu-satunya anak mereka yang selamat adalah anak perempuan bernama Mary.
Sejarawan Tudor, Tracy Borman, menggambarkan Catherine sebagai satu-satunya wanita yang benar-benar dicintai oleh Henry VIII, sayangnya, frustrasi karena tidak memiliki anak laki-laki, Henry VIII mulai mencari cara lain.
Ia kemudian bertemu dengan Anne Boleyn di tahun 1520-an, seorang wanita calon ratu, yang kemudian membuat Henry VIII mencari persetujuan Paus untuk membatalkan pernikahannya dengan Catherine.
Paus tentu saja menolak permintaan Henry VIII karena hal itu tidak sesuai dengan ajaran Katholik, menyebabkan Henry VIII menceraikan Catherine di luar kehendak Gereja Katholik Roma, dan Henry VIII mendirikan Gereja Inggris, yang juga menuntunnya memulai Reformasi.
Ia juga menjadi kepala Gereja Inggris, sebuah tradisi baru yang diteruskan kepada raja dan ratu Kerajaan Inggris.
Pernikahannya dengan Anne menghasilkan anak pertama perempuan bernama Elizabeth, dan Henry tetap optimis istrinya bisa menghasilkan anak laki-laki, sayangnya setelah beberapa kali kelahiran mati, Henry mulai kehilangan minat.