Penulis
Intisari-Online.com -Setiap orang menginginkan dapur yang nyaman, bersih, dan tidak pengap.
Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan adanya jalur sirkulasi udara dan cahaya, seperti melaluipintu, jendela, maupun lubang angin.
Namun, penting pula untuk mengatur keberadaan kompor dan kaitannya dengan posisi jendela pada sebuah dapur.
Dengan adanya jendela diharapkan mampu mengusir asap dan bau masakan agar tidak terjebak di dalam ruang.
Orang pun kemudian menempatkan kompor di dekat jendela dengan tujuan agar asap atau bau mudah dikeluarkan melalui jendela.
Namun tak banyak yang tahu bahwa kondisi ini ternyata menyalahi perhitungan Feng Shui.
Meski aturan Feng Shui ini dibuat ribuan tahun lalu—yang tentu saja dapurnya belum secanggih zaman sekarang—logikanya tetap bisa diterima sampai sekarang.
Mari kita bandingkan antara posisi kompor yang bagian belakangnya berupa jendela dengan kompor yang bagian belakangnya adalah dinding masif.
Baca Juga: Coba Minum Air Rendaman Ketumbar 3 Hari, Hasil Luar Biasa Didapatkan Wanita Ini
Bila kompor terletak dengan latar dinding masif, ini berarti kompor terlindung dengan aman dari gangguan angin sehingga api pun akan menyala dengan stabil.
Api yang stabil, konsentrasi panasnya akan lebih fokus sehingga masakan lebih cepat matang.
Sementara posisi kompor yang terbuka atau bagian belakang kompor berupa jendela, nyala api tidak bisa fokus dan selalu bergoyang/bergerak tidak beraturan karena embusan angin yang keluar masuk melalui jendela.
Keadaan api yang tidak tenang ini akan menimbulkan 3 dampak, yakni butuh waktu lebih lama untuk memasak, pemborosan bahan bakar (minyak, gas, atau kayu), dan kalau tidak hati-hati, bisa menyebabkan kebakaran.
Adanya jendela di belakang kompor juga membawa dampak yang kurang baik bagi orang yang sedang mengunakan kompor tersebut.
Jika ada angin yang masuk dari jendela menerpa masakan yang sedang dimasak, uap panasnya akan terembus ke arah orang yang sedang masak.
Kondisi ini tentu saja menyebabkan rasa kurang nyaman pada pernapasan dan penglihatan.
Dengan demikian, sangat masuk akal bila bagian belakang kompor sebaiknya bukan ruang terbuka.
Perlu diingat bahwa inti permasalahan tentang bagian belakang kompor yang berupa jendela adalah adanya embusan angin dari belakang yang menyebabkan gangguan pada nyala api dan mengganggu kenyamanan orang yang sedang memasak.
Apabila jendela ditutup rapat dan tidak ada angin yang berembus, maka permasalahannya pun mudah diselesaikan.
Namun, jika ada sesuatu hal yang menyebabkan desain tata ruang terpaksa menempatkan kompor di depan jendela maka sebaiknya jendela tersebut harus selalu dikunci atau ditutup rapat.
Jika jendela itu tidak memiliki daun pintu maka harus diberi penutup lain, misalnya tripleks atau seng.
Hal ini dimaksudkan agar angin tidak bisa berembus dari belakang kompor.
Dengan cara ini maka kita tidak perlu repot-repot mengubah desain ruang dapur.
Jika kondisi memungkinkan, Anda juga sebaiknya tidak meletakkan kompor di depan jendela biarpun jendela sudah ditutup rapat.
Ini dimaksudkan agar kotoran dan percikan masakan tidak mengotori jendela yang akan menyebabkan pembersihannya menjadi lebih sulit.
Dalam penjabaran Feng Shui, menempatkan kompor di dalam dapur mempunyai aturan dan pantangan yang cukup rumit, tetapi pada dasarnya semua aturan tersebut sebenarnya bisa diterima oleh nalar.
Contohnya adalah pantangan penempatan kompor dan sink/tempat cucian yang bersebelahan karena elemen air dan api bersifat kontradiktif.
Sebenarnya, aturan Feng Shui ini cukup masuk di akal.
Apabila posisinya saling berdekatan maka nyala api mudah terganggu bahkan padam apabila tersiram oleh air cucian yang ada di sebelahnya.