Find Us On Social Media :

Nia Ramadhani dan Suaminya Ardie Bakrie Terciduk Konsumsi Sabu, Rupanya Ini Alasan Mengapa Artis Sereing Tertangkap Mengkonsumsi Narkoba Jenis Sabu

By Afif Khoirul M, Kamis, 8 Juli 2021 | 15:21 WIB

Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie

Intisari-online.com - Belakangan Indonesia dihebohkan dengan kabar penangkapan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie.

Pasangan ini ditangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba.

Hal ini pun dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus.

Dalam pernyataanya, Yusri Yunus pada Kompas TV, Kamis (8/7/21), mengatakan, "Saya membenarkan NR dan AB, sementara dilakukan pemeriksaan di Polres Jakarta Pusat."

Baca Juga: Bak Menari di Atas Penderitaan Orang Lain, Beginilah Kisah Mengerikan 'Dinasti' Bakrie yang Sibuk Foya-foya Lupa Akan Utang Mereka Kepada Korban Lumpur Lapindo, Sampai Mantunya Terjerat Narkoba

Seperti kita tahu, tak jarang artis Indonesia tertangkap polisi atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.

Penangkapan Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie juga menambah daftar panjang artis yang tertangkap menggunakan narkoba.

Selain itu, dari sekian banyak kasus hampir kebanyakan artis mengonsumsi narkoba jenis Sabu.

Seperti yang digunakan oleh Ardie Bakrie dan Nia Ramadhani, keduanya diketahui juga mengonsumsi narkoba jenis ini.

Baca Juga: Dikenal Kaya Raya, Viral Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Ditangkap Atas Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Jangan Heran Ternyata Ini Penyebab Banyak Artis Pakai Narkoba

Memang mengapa narkoba jenis sabu sangar sering dikonsumsi oleh para artis apa alasannya?

Menurut penelusuran Kompas TV, Sabu murni diketahui memiliki berbentuk kristal putih.

Narkoba ini merupakan golongan obat stimulan jenis metamfetamin yang satu derivat turunan dengan amfetamin yang terkandung dalam pil ekstasi.

Banyak orang menggunakan zat ini untuk mendapatkan efek psikologis.

Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia sampai ekstase (senang yang sangat berlebihan).

Obat ini juga menimbulkan efek meningkatnya kepercayaan diri, harga diri, dan peningkatan libido.

Pemakai sabu bisa tampil penuh percaya diri tanpa ada perasaan malu sedikit pun dan menjadi orang yang berbeda kepribadian dari sebelumnya.

Salah satu yang mungkin menarik banyak orang untuk memakai zat ini adalah pemakaian zat ini tidak dibarengi dengan efek sedasi atau menurunnya kesadaran akibat zat tersebut.

Tidak seperti pemakai heroin atau ganja, pemakai sabu dapat membuat dirinya untuk tetap membuat terjaga dan konsentrasi.

Selain efek yang menyenangkan di atas, sebenarnya sabu juga membuat timbulnya gejala-gejala psikosomatik, paranoid, halusinasi, dan agresivitas.

Baca Juga: Nasib Berbeda Dialaminya, Inilah Carlos Lehder, Rekan Kejahatan Gembong Narkoba Terkaya di Dunia Pablo Escobar

Kelebihan pemakaian obat ini akan membuat orang menjadi mudah tersinggung dan berani berbuat sesuatu yang mengambil risiko.

Jika melihat efeknya yang menyenangkan di atas, terutama berkaitan dengan percaya diri tampil dan peningkatan keberanian, maka tidak heran banyak artis yang senang menggunakannya.

Dengan alasan ingin menambah proses kreatif, sabu pun terkadang digunakan.

Satu lagi alasan memakai sabu adalah membuat orang tidak ingin makan.

Tidak heran, zaman dulu obat golongan ini juga banyak digunakan untuk melakukan diet walaupun saat ini sudah ditinggalkan karena efek ketergantungan dan kerusakan otak.

Pemakaian sabu, apalagi yang berlebihan, menyimpan potensi bahaya besar untuk kesehatan fisik.

Efek stimulan pada obat ini menyebabkan kerja jantung dan pembuluh darah tubuh menjadi berlebihan.

Peningkatan tekanan darah, baik sistolik maupun diastolik, sangat nyata pada penggunaan sabu.

Hal ini akan dibarengi tentunya dengan denyut jantung yang kencang.

Tidak heran jika jenis narkotika ini akan membawa dampak sangat berbahaya bagi penderita hipertensi atau darah tinggi.

Baca Juga: Berdalih HAM, Pengacara Ini Minta Petani Penyelundup 25 Kg Sabu Tak Divonis Mati, Namun Fakta Justru Ungkap Dosa Masa Lalu Sang Terpidana

Selain itu, sabu bisa menimbulkan efek kejang sampai perdarahan otak. Hingga akhirnya meninggal karena perdarahan di otaknya.

Sering kali juga didapatkan efek peningkatan suhu tubuh yang tinggi sehingga menyebabkan demam luar biasa bagi penggunanya.

Peningkatan suhu tubuh yang berlebihan sangat berbahaya karena juga sangat memengaruhi otak dan dapat menimbulkan kejang.

Adalah pendapat yang sangat salah jika mengatakan pemakaian sabu tidak membuat pemakainya ketergantungan.

Pendapat yang salah tersebut mungkin karena didasari pengalaman para pemakai yang tidak merasakan efek putus zat setelah pemakaian yang hanya sesekali.

Pemakaian narkotika jenis sabu kebanyakan pada saat pesta atau clubbing yang biasanya pada akhir pekan.

Namun jangan salah, penggunaan sesekali ini pun bisa menimbulkan kerusakan otak yang mengarah pada pemakaian yang terus-menerus dengan dosis yang semakin tinggi.

Pemakaian sabu secara terus-menerus pada akhirnya akan menimbulkan efek putus zat jika si orang tersebut sudah tidak memakai lagi.

Apa yang terjadi jika si orang tersebut tidak memakai lagi adalah efek kebalikan dari efek psikologis yang tadinya didapatkan.

Perasaan lelah berlebihan, kecemasan yang luar biasa, tidak merasa percaya diri, dan terkadang ide paranoid yang muncul sampai gejala psikosis alias sakit jiwa berat.