Find Us On Social Media :

Digadang-Gadang Ekonomi India dan Indonesia Bisa Tumbuh, Impian Indonesia Jadi Negara Maju Baru di Asia Terpaksa Mati Suri, Tahun Depan Bisa Lebih Parah, Ini Angkanya

By Maymunah Nasution, Jumat, 2 Juli 2021 | 12:07 WIB

Inflasi sangat berdampak terhadap sistem perekonomian suatu negara termasuk Indonesia

Inflasi ini jadi penanda peningkatan tertinggi sejak Desember.

Namun inflasi yang tercatat masih terhitung rendah karena di bawah jangkauan BI, 2-4%.

Bahkan di India, di mana inflasi retail meningkat menjadi 6.3% Mei kemarin, bank central kemungkinan bereaksi dengan kebijakan lebih ketat untuk meredam pukulan agar mampu tumbuh lagi dari gelombang kedua pandemi Covid-19, seperti yang ditangkap Reuters.

Situasi Asia kontras dengan pasar yang terus tumbuh di Amerika Latin.

Baca Juga: Krisis Pangan yang Parah hingga Terpuruknya Ekonomi, Apakah Korea Utara Berada di Jurang Kegagalan Negara?

Risiko inflasi dan pelarian modal telah memicu suku bunga meningkat atau pembicaraan tentang pengetatan.

Pelarian modal secara singkat adalah seluruh aliran modal keluar yang dilakukan oleh penduduk dari suatu negara akibat hilangnya kepercayaan rakyat pada pemerintahnya.

Pengetatan bank central AS

Sementara pengetatan dari AS tetap menjadi risiko bagi bank central di Asia, pelajaran yang didapat dari krisis finansial Asia tahun 1998 dan 2013, 'tantrum' telah membuat Asia lebih tahan dengan risiko arus keluar modal besar yang dipicu oleh sikap The Fed, sistem bank central AS.

Baca Juga: Demi Berantas Covid-19, Indonesia Kembali Berutang Rp13 Triliun dari Bank Dunia, Rupanya Inilah Jumlah Bunga yang Harus Dibayar Pemerintah dalam Setahun, Sudah Tembus Ratusan Triliun