Penulis
Intisari-Online.com - Banyak netizen Indonesia memprotes SBS melalui akun Instagram mereka @sbsdrama.official setelah episode 5 drama Korea Racket Boys tayang.
Pasalnya, ada beberapa adegan dalam drama itu yang justru dianggap telah merendahkan citra Indonesia.
Adegan yang menjadi kontroversi, ketika pelatih tim nasional Han Se Yoon (Ahn Nae Sang) mengeluh tentang buruknya fasilitas tempat latihan dan penginapan yang diberikan panitia Indonesia.
Sang pelatih berbicara seolah itu dilakukan dengan sengaja untuk mengalahkan Se Yoon dalam pertandingan yang diceritakan terjadi di Jakarta, Indonesia.
"Penginapannya tak bagus. Mereka berlatih di tempat pertandingan, sedangkan kita di tempat latihan tua tanpa AC, yang benar saja," kata pelatih dari tim nasional muda itu.
Kemudian adegan berikutnya, yaitu ketika Han Se Yoon menang, pendukung dari tim Indonesia mengejek dan berteriak pada Se Yoon.
Merasa adegan di episode 5 menyinggung negara mereka, netizen Indonesia membanjiri kolom komentar unggahan terakhir SBS di akun @sbsdrama.official dengan protes.
Keluhan serupa pernah diutarakan oleh pelatih basket Korea Selatan pada Asian Games 2018 lalu.
Saat itu, Asian Games 2018 belum resmi dibuka.
Namun, keluhan mulai muncul perihal fasilitas wisma atlet datang dari pemain dan ofisial luar negeri.
Keluhan muncul dari tim nasional basket Korea Selatan (Korsel) yang mulai bertanding sebelum upacara pembukaan dimulai.
Mereka mengeluh soal fasilitas kamar yang terbilang sempit untuk pemain basket Korea Selatan yang rata-rata memiliki tinggi hampir dua meter.
"Hotel menyediakan ekstensi untuk setiap pemain, tetapi tambahan 30 sentimeter tidak membuat pemain berhenti mengeluh," ujar ofisial Korsel Chosun Ilbo seperti dikutip BolaSport.com (18/8/2018) dari Korea Times.
Kondisi ruangan di wisma atlet pun dikabarkan tidak memiliki kulkas dan televisi pribadi di setiap kamar.
Hal ini membuat salah satu pelatih harus menelpon Komite Olahraga dan Olimpiade Korea untuk mengirim es ke wisma atlet.
"Terkadang saya juga melihat banyak kecoak berkeliaran di kamar," ujar salah satu pelatih Korea Selatan. "Ini bahkan lebih buruk daripada penjara. Rasanya kami datang kemari untuk melakoni kamp pelatihan bukan untuk Asian Games."
Belum tersedianya fasilitas tap water atau air siap minum dari kran membuat pihak wisma atlet menyarankan para atlet untuk tidak meminum langsung air dari kran.
Hal ini juga dikeluhkan oleh pihak Korea Selatan yang merasa kesulitan karena harus menggunakan air lain untuk minum atau sikat gigi.
Selain wisma atlet, jurnalis Korea Selatan juga mengeluhkan kondisi perkampungan para juru warta yang harus berbagi remot pendingin ruangan.
Sang jurnalis mengatakan, "Seluruh ruangan di lantai itu hanya menggunakan satu remote jadi Anda tidak bisa bebas mengatur suhu kamar. Jika ingin mengatur suhu harus menghubungi pihak terkait."