Penulis
Intisari-Online.com - Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah memilih untuk menyelidiki kekerasan dalam konflik Israel dan Hamas.
Badan tersebut menyetujui resolusi, yang diajukan oleh sekelompok negara Islam, dengan 24 suara berbanding sembilan.
Tetapi Amerika Serikat (AS) mengatakan keputusan itu mengancam akan membahayakan kemajuan dalam membawa ketenangan ke kawasan itu.
Penyelidikan dari PBB sangat wajar. Sebab, ada korban jiwa dari konflik tersebut.
Dilansir daribbc.com pada Jumat (28/5/2021), setidaknya 242 orang tewas di Jalur Gaza dan 13 tewas di Israel selama 11 hari pertempuran sengit yang berakhir pada hari Jumat dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Konflik itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan Israel-Palestina yang meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki yang berpuncak pada bentrokan di situs suci yang dihormati olehIslam dan Yahudi.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel setelah memperingatkannya untuk menarik diri dari situs tersebut, memicu serangan udara balasan dari Israel ke sasaran Gaza.
Teks resolusi, yang dibawa oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan delegasi Palestina, menyerukan Komisi Penyelidikan permanen dibentuk untuk melaporkan pelanggaran hak di Israel, Tepi Barat dan Gaza.
Ini juga menyerukan penyelidikan atas semua akar penyebab ketegangan yang berulang, ketidakstabilan dan berlarut-larutnya konflik.
Membuka sesi dewan, kepala hak asasi manusia PBB Michele Bachelet mengatakan dia prihatin dengan tingginya tingkat korban di Gaza dan memperingatkan bahwa serangan Israel mungkin merupakan kejahatan perang.
Dia juga menggambarkan tembakan roket Hamas ke Israel sebagai tanpa pandang bulu dan merupakan pelanggaran yang jelas terhadap hukum humaniter internasional.
Sembilan anggota, termasuk beberapa negara Barat, memberikan suara menentang resolusi tersebut dan 14 lainnya abstain.
China dan Rusia termasuk di antara mereka yang memberikan suara mendukung.
AS, yang hanya berstatus pengamat di dewan, tak ambil bagian dalam debat tersebut.
BahkanMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang mengunjungi Tepi Barat, menyerukan agar gencatan senjata diperkuat dan menjanjikan bantuan untuk membangun kembali Gaza.
Dia mengatakan AS sedang bekerja dengan komunitas internasional, Otoritas Palestina dan Israel untuk membantu dalam upaya bantuan dan pemulihan di Gaza, termasuk 5,5 juta Dolar AS dalam bantuan bencana segera.
Tapi ASmenegaskan kembali "komitmen kuat" AS untuk keamanan Israel.
PBB Siap Hukum Israel, Amerika
Sikap AS itu membuatDewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa kecewa. Merekamengatakan sangat menyesali langkah tersebut.
"Sangat disayangkan ketika kami mulaimemastikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, tapi ada beberapa anggota yang memilih tidak terlibat,"kata pernyataan itu.
"Padahal konflik beberapa waktu lalu malah akan mengancamdan membahayakan perdamaian yang sudah terbentuk."
Tapi sikap PBB justru mendapatkritikdariPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dia mengecam langkah tersebut sebagai contoh lain dari obsesi anti-Israel yang terang-terangan dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Tetapi kementerian luar negeri Palestina mengatakan itu mencerminkan tekad komunitas internasional untuk bergerak maju di jalur akuntabilitas, penegakan hukum, dan perlindungan hak asasi manusia Palestina.
Hamas, sementara itu, menyerukan langkah segera untuk menghukum Israel.
Baca Juga: Tembok Ratapan Jadi Tempat Tersuci Orang Yahudi, Hampir 20 Polisi dan Tentara Israel Menjaganya