Find Us On Social Media :

Padahal Sama-sama Dianggap Tempat Suci nan Sakral, Justru Umat Yahudilah yang Sering Serang Masjid Al-Aqsa

By Mentari DP, Jumat, 21 Mei 2021 | 10:10 WIB

Masjid Al-Aqsa di Yerussalem.

Digambarkan sebagai "situs paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina", sayangnya tempat ini sering menjadi tempat kekerasan.

Misalnya, pada Agustus 1969, seorang umat Kristen asal Australia bernama Dennis Michael Rohan berusaha untuk membakar Masjid Al-Aqsa.

Di mana dia menghancurkan mimbar dari Saladin, karya seni Islam yang berharga secara historis dan penting.

Pada 28 September 2000, pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon dan satu delegasi yang dijaga oleh ratusan polisi anti huru hara Israel memasuki kantor polisi.

Ini memicu protes dan tindakan keras oleh otoritas Israel, dengan banyak korban.

Banyak Muslim di seluruh dunia menganggap ini sebagai penodaan masjid suci, dan peristiwa tersebut membantu memicu pemberontakan Palestina.

Ketegangan memuncak lagi setelah serangan terhadap Yehuda Glick, seorang rabi sayap kanan yang kontroversial, pada musim gugur 2014.

Sebagai tanggapan, otoritas Israel menutup akses ke Masjid Al-Aqsa untuk pertama kalinya sejak 1967.

Pada bulan Maret dan April tahun 2021 ini, kekerasan di dalam area Masjid Al-Aqsa kembali terjadi.

Di mana polisi Israel menggunakan gas air mata dan granat kejut pada orang-orang Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa.

Sejumlah insiden lain antara pasukan Israel dan jamaah telah terjadi di Masjid Al-Aqsa dalam beberapa tahun terakhir.

Beragam konflik di Masjid Al-Aqsa lantas membuat umat Islam di seluruh dunia yang bereaksi marah.

Sebab, mereka menganggap Israel telah melakukan penodaan salah satu situs paling suci mereka.

Baca Juga: Sedang Shalat Isya dan Tarawih Berjamaah, Mendadak Polisi Israel Tembaki dan Serang Umat Muslim Palestina di dalam Masjid Al-Aqsa, Amerika dan PBB Langsung 'Kepanasan'