Baca Juga: Obat Demam Bayi, Tidak Perlu Dirawat Kecuali Merasa Tidak Nyaman, Perhatikan Ini!
"Mereka tahu bahwa tidak ada senjata di dalam Masjid Al-Aqsa yang diberkati," katanya.
Serangan teror yang terjadi pada Juli 2017 itu sendiri merupakan serangan di mana tiga orang Arab-Israel menembak mati dua petugas polisi Israel di luar kompleks Temple Mount.
Akibat terjadi serangan itu, Israel kemudian menutup sementara kompleks tersebut.
Disebut, hal itu dilakukan untuk mencari lebih banyak senjata dan menerapkan langkah-langkah keamanan baru di pintu masuk Temple Mount, termasuk detektor logam dan kamera sebelum membukanya kembali.
Selain apa yang terjadi pada 2017, sejumlah konflik telah terjadi pula di kompleks suci ini sebelumnya.
Pada 1929, kerusuhan mematikan terjadi dengan umat Muslim yang bersatu mempertahankan situs tersebut.
Lalu pada 1996 keputusan Israel untuk membuka pintu masuk baru ke barat kompleks memicu bentrokan yang menewaskan lebih dari 80 orang dalam tiga hari.
Sementara kunjungan kontroversial ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada September 2000 oleh pemimpin oposisi sayap kanan Israel Ariel Sharon, menjadi salah satu pemicu utama perlawanan Palestina kedua yang berlangsung selama 2000-2005.
(*)