Find Us On Social Media :

Bukan Semata Demi Lindungi Negarannya, PM Israel Benjamin Netanyahu Justru Diduga Korbankan Rakyat Gaza Demi Selamatkan Kariernya yang Tercoreng oleh 4 Skandal Memalukan Sekaligus Ini

By Ade S, Rabu, 19 Mei 2021 | 18:05 WIB

PM Israel Benjamin Netanyahu

Intisari-Online.com - Perdana Menteri Israel (PM Israel) Benjamin Netanyahu nampak semakin menunjukkan nafsunya untuk meluluhlantakkan Gaza.

Terbaru, sang Perdana Menteri bersumpah akan melibatkan kekuatan penuh dari militernya untuk menyerang Gaza.

Netanyahu berdalih negaranya perlu membalas kematian 42 orang dan rusaknay 3 bangunan akibat serangan roket Hamas.

Padahal, jumlah korban jiwa di Gaza akibat serangan Hamas, justru jauh lebih besar lagi.

Baca Juga: Dimusuhi Banyak Negara Barat, Ternyata China Justru Pernah Memberikan Dukungan Penuh Pada Palestina, Sampai Pasok Senjata Untuk Gempur Israel

Menurut laporan Sky News, Minggu (16/5/2021), sudah ada 188 orang tewas di Gaza dengan 55 di antaranya adalah anak-anak.

Netanyahu bergeming. Bahkan ketika Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata, Netanyahu mengabaikannya begitu saja.

"Kampanye kami melawan organisasi teroris terus berlanjut dengan kekuatan penuh. Kami bertindak sekarang, selama diperlukan, untuk memulihkan ketenangan dan ketentraman Anda, warga Israel. Ini akan memakan waktu," tuturnya seperti dikutip dari kompas.com.

Namun, siapa sangka sikap garang Netanyahu dalam perpolitikan luar negeri tersebut ternyata berbanding terbalik dengan posisinya di dalam negeri.

Baca Juga: Terang-terangan Dukung Penggempuran Palestina, 5 Negara Ini Rutin Pasok Senjata ke Israel

Karier pria yang dijuluki sebagai "Raja Bibi" oleh pendukungnya tersebut justru sedang berada di ujung tanduk.

 

Sejak 2016, citra Netanyahu hancur hingga titik terendah setelah skandal memalukannya terbongkar.

Tidak hanya satu, Netanyahu bahkan harus menghadapi tiga kasus yang disidangkan secara terpisah pada November 2019.

Hanya saja, seperti umumnya politisi di belahan dunia manapun, Netanyahu justru melawan dakwaaan terhadap dirinya.

Sang Perdana Menteri menyebut setiap proses hukum yang dijalaninya selama ini tidak lain merupakan sebuah proses "percobaan kudeta" terhadap dirinya.

Bahkan, Netanyahu menyebut bahwa dirinya hanyalah kurban dalam perburuan politik yang telah direkayasa oleh lawan-lawan poltiknya.

Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Makin Panas, Mengapa Negara-negara Arab Pilih Diam Saja?

"Semua orang tahu kasus terhadap saya dicurangi," kata Netanyahu, menambahkan bahwa jaksa penuntut tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, Senin (8/2/2021).

 

Skandal yang dimaksud tidak lain adalah tuduham korupsi, suap, penipuan hingga pelanggaran kepercayaan.

Netanyahu didakwa telah menerima hadiah dari pengusaha kaya dan memberikan gratifikasi kepada pers agar liputan media terhadap dirinya lebih positif.

Hanya saja, meski telah mendapatkan rekor buruk dengan menjadi perdana menteri Israel pertama yang dituntut saat masih menjabat, Netanyahu ogah mundur.

Bahkan, dia berhasil selamat alam tiga pemilihan umum yang secara kontroversial dilakukan dalam waktu satu tahun saja.

Dia malah mencetak rekor baru yang mentereng nan kontroversial, menjadi orang pertama yang menjadi PM dalam lima masa jabatan.

Baca Juga: Kecerdasan Bangsa Yahudi, Ini 7 Faktor Mengapa Orang Yahudi Bisa Pintar-pintar?

Beruntung, karier Netanyahu justru diselamatkan oleh pandemin Covid-19 yang melanda negara yang dipimpinnya.

Ya, bisa dibilang Netanyahu adalah satu-satunya pemimpin negara yang justru diuntungkan dengan adanya bencana tersebut.

Selain sempat diklaim telah berhasil mengendalikan virus corona di negaranya, Netanyahu juga bisa menunda beberapa persidangan yang sudah menunggunya.

Kini, karier Netanyahu nampaknya benar-benar di ujung tanduk karena dirinya telah gagal membentuk kabinet baru.

Bisa jadi, Raja Bibi kini berharap serangan membabi-butanya ke Gaza akan menjadi penyelamat keduanya agar bisa tetap berada di pucuk pimpinan negeri Yahudi tersebut.

Baca Juga: Inilah Sejarah Israel, Dekade Pertama Setelah Memproklamasikan Kemerdekaannya