Find Us On Social Media :

200 Orang Palestina di Masjid Al Aqsa Terluka, Ternyata Ini 3 'Rencana Berbahaya' Zionisme yang Dilakukan Israel di Kompleks Masjid Al Aqsa Menurut Petinggi Hamas

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 11 Mei 2021 | 08:43 WIB

Israel menyerbu masjid di Al-Aqsa

Intisari-Online.com - Masjid Al Aqsa menjadi lokasi bentrok Israel dan Palestina terbaru sejak Sabtu (8/5/2021).

Sudah dua malam Masjid Al Aqsa diserang, membuat lebih dari 200 orang Palestina terluka akibat tindakan polisi Israel.

The Independent pada Minggu (9/5/2021) memberitakan, aparat menindak massa dengan peluru karet, granat kejut, dan pemukulan.

Ekspansi permukiman Israel di Tepi Barat Palestina juga terjadi pada tingkat yang belum pernah segencar ini sebelumnya.

Lalu ada masalah di Syekh Jarrah, kawasan Yerusalem Timur di mana keluarga-keluarga Palestina bertarung di pengadilan untuk mempertahankan rumah mereka dari para pemukim Yahudi yang ingin merebutnya.

Wilayah Yerussalem terutama kompleks masjid Al-Aqsa selama puluhan tahun telah menjadi rebutan Israel dan Palestina.

Kawasan ini dianggap sebagai tempat suci bagi umat Muslim Palestina, dan orang Yahudi Israel.

Hal itu membuat keduanya tak kunjung mendapat titik penyelesaikan dalam sengketa wilayah dan perebutan kawasan sakral ini.

Selain itu, menurut Tasnimnews, seorang pemimpin gerakan perlawanan Palestina Hamas, pernah mengatakan rencana berbahaya Israel.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer China dan India, Makin Serius Bikin Senjata Sendiri, India Segera Menyusul China?

Menurutnya, rezim Israel sedang berupaya melakukan tiga rencana berbahaya, untuk kompleks masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerussalem, Timur.

Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, membuat pernyataan ini pada sesi Dewan Legislatif Palestina (PLC) di Jalur Gaza, tahun 2019.

Termasuk di antaranya adalah terkait dengan ritual yang biasa dilakukan oleh umat Yahudi.

Hanyieh mengatakan bahwa tahap pertama dari plot oleh rezim pendudukan memungkinkan pemukim Israel untuk secara terbuka melakukan ritual Yahudi, yang dilarang sesuai dengan kesepakatan tahun 1967.

Baca Juga: Entah Bagaimana, Konflik Perang Dagang Baru Australia-China Justru Bisa Jadi Sumber Penghasilan Indonesia, Apa Sebabnya?