Bukan Hanya India Saja yang Dilanda Badai Covid-19, Beberapa Negara-Negara di Asia Tenggara Ini Ternyata Juga Terancam Terkena 'Tsunami' Covid-19

Afif Khoirul M

Penulis

Pemandangan mengerikan kremasi 'antre' di New Delhi, India, awal April. ledakan kasus Covid-19 varian baru di India disebut bisa menyerang ke seluruh dunia jika dunia abai akan kondisi India saat ini

Intisari-online.com - Saat ini India tengah menjadi sorotan karena kondisi negaranya yang babak belur dihajar Covid-19.

Namun, India bukanlah satu-satunya negara di dunia yang mengalami "tsunami Covid-19".

Gelombang epidemi dasyat ternyata juga meliputi banyak negara-negara berkembang di seluruh dunia.

Memberikan tekanan yang sangat besar pada sistem kesehatan dan menandakan potensi bahaya yang tidak terkendali.

Baca Juga: Baru Kemarin Lumpuhkan India dengan 'Tsunami' Covid-19, Varian Mematikan B.1.617 Dikabarkan Sudah Masuk ke Indonesia, Ini Lokasinya

Bahkan tak hanya India saja yang kini tengah terancam dengan situasi Covid-19.

Beberapa negara lain ternyata juga terancam bisa bernasib sama dengan India saat ini seperti dilaporkan Bloomberg pada Selasa (4/5/21).

Menurut laporan Bloomberg beberapa negara Asiatermasuk Asia Tenggara dilaporkan memiliki tanda-tanda seperti yang dialami India saat ini.

Beberapa negara tersebut antara lain adalah, Thailand dan Laos, serta negara Asia yang berbatasan dengan India seperti Bhutan dan Nepal.

Baca Juga: Kerahkan Kapal Selam Canggih yang Mampu Menyelam 1.000 Meter ke Indonesia, Ternyata Ini Manfaat yang Didapatkan China Jika Bantu Angkat KRI Nanggala-402

Negara-negara ini mencatatkan peningkatan infeksi signifikan dalam beberapa minggu terakhir.

Peningkatan ini terutama disebabkan varian Covid-19 yang lebih menular.

Selain itu, subyektif dan kurangnya sumber daya untuk mencegah penyebaran epidemi juga masuk dalam daftar alasan.

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Laos mencari bantuan dengan perawatan, persediaan medis, dan peralatan karena jumlah infeksi Covid-19 di negara itu meningkat lebih dari 200 kali sebulan.

Di Nepal, rumah sakit di negara ini semakin sempit karena jumlah pasien meningkat dan sumber oksigen medis habis.

Fasilitas kesehatan di Thailand juga alami hal serupa, di mana 98% infeksi baru disebabkan oleh jenis yang lebih menular, berada di bawah tekanan besar.

Negara-negara Pasifik juga menghadapi gelombang pertama Covid-19.

Baca Juga: Dikejutkan dengan Membludaknya Covid-19 di India, Rupanya Hal Serupa Bukan Hanya Terjadi di India, Negara-negara Ini Juga Pernah Alami 'Tsunami' Covid-19

Meskipun tidak satu pun dari negara-negara ini memiliki tingkat populasi atau tingkat infeksi yang sama seperti India.

Lonjakan yang tercatat di negara-negara ini lebih tidak terduga, menandakan potensi bahaya penyebaran Di luar kendali.

Kebangkitan dan wabah pertama di beberapa tempat terhindar dari 'malapetaka' tahun lalu, yang menunjukkan urgensi pemberian vaksin Covid-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Hans Kluge, direktur regional Eropa di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan, "Penting untuk memperjelas bahwa situasi saat ini di India dapat terjadi di mana saja. Ini adalah tantangan besar."

Peringkat berdasarkan perubahan dalam infeksi baru, tercatat pada bulan April sampai Maret, Laos menempati peringkat pertama dengan peningkatan 22.000 persen.

Diikuti oleh Nepal dan Thailand, keduanya mencatat jumlah infeksi baru yang meroket, lebih dari 1.000%.

Juga di grup teratas adalah negara-negara seperti Bhutan, Trinidad dan Tobago, Suriname, Kamboja dan Fiji, yang mencatat kasus tiga digit.

Baca Juga: Situasinya Gawat Darurat Seperti Mau Perang Saja, India Sampai Kerahkan Pasukan Militernya di Darat dan Laut untuk Lawan Covid-19, Inilah yang Dilakukan Militer India

"Setiap negara berisiko tinggi berjangkitnya penyakit," kata David Heymann, profesor penyakit menular di London School of Hygiene & Tropical Medicine (Inggris).

"Covid-19 tampaknya menjadi epidemi yang beredar. Oleh karena itu, dalam waktu dekat ini menjadi ancaman bagi setiap negara," katanya.

Pada 1 Mei, India mencatat lebih dari 400.000 infeksi baru dalam 24 jam.

Jumlah kematian juga mencapai titik tertinggi baru keesokan harinya.

Rumah sakit dan tempat kremasi di negara Asia Selatan ini berjalan dengan kapasitas penuh, "berpacu dengan waktu" untuk menerima lonjakan jumlah pasien dan kematian.

Artikel Terkait