Penulis
Intisari-online.com - Pada Rabu (21/4/21), sebuah peristiwa menimpa kapal selam KRI Nanggala 402.
Kapal selam itu dilaporkan menghilang, dan belum ditemukan hingga saat ini.
Menurut laporan ada 52 orang yang berada di kapal selam tersebut, yang hingga kini masih dicari keberadaanya.
Salah satu kru yang menjadi penumpang di kapal selam tersebut adalah Serda Mes Guntur Ari Prasetyo.
Pihak keluarganya hanya bisa menunggu kabar terbaru dari pencarian KRI Nanggala, yang hilang kontak tersebut.
Seperti diketahui Serda Guntur dan keluarganya tinggal di Candi Lontar, Sambikerep, Surabaya.
Menurut laporan Kompas TV Jumat (23/4/21), Serda Guntur ternyata sempat memiliki kecemasan, saat hendak berlayar dengan kapal selam itu.
Ternyata keluarganya sudah bak mendapat firasat buruk dari hilang kontaknya Serda Guntur.
Hal itu diungkapkan langsung oleh istrinya, yang melihat sesuatu tak biasa dari kepergian Serda Guntur.
Istrinya Berda Asmara, mengatakan dia terakhir kali bertemu suaminya pada Senin (19/4/21).
Seperti biasanya, Serda Guntur selalu berpamitan pada keluarganya saat hendak berlayar.
Kata Berda saat itu suaminya minta didoakan,
"Saat itu suami mengatakan, mohon di doakan. Semoga lancar bertugas," kata Berda dikutip dari Surya Jumat (23/4/21).
Usai berpamitan, Serda Guntur sempat melakukan panggilan video kepada Berda, untuk kedua kalinya ia minta berpamitan.
"Sebelum berlayar dia mengatakan pamit akan berangkat berlayar," ungkap Berda.
Setelah berlayar biasanya suaminya memberikan kabar di sela-sela pelayarannya.
Namun, kali ini berbeda, hingga saat ini tak ada kabar dari suaminya hingga kini.
Bahkan Berda sempat mengungkapkan, bahwa suaminya sempat tak ingin berlayar, namun Serda Guntur tak memberikan alasan pastinya.
"Pada keberangkatan pekan ini, sang suami sebenarnya tak ingin berlayar," kata sang istri tanpa menjelaskan alasannya.
Menurut Berda, hilangnya kapal selam yang ditumpangi suaminya baru diketahui pada Rabu (21/4/21) petang.
"Saya tahu dari grup WhatsApp istri kru KRI Nanggala-402," ujarnya sembari menangis.
"Kemudian saya baca di interntet ternyata ramai," imbuhnya.
Berda menjelaskan, bahwa berlayar memang agenda rutin suaminya, biasanya berlayar hingga satu bulan.
Serda Guntur adalah teknisi mesin senior Kapal Selam KRI Nanggala-402, dan memulai kariernya sebagai teknisi kapal.
"Suami saya mengawali karier sebagai teknisi kapal, di atas pemukan dan kemudian mengambil pendidikan untuk kapal selam," ungkapnya.
Kini keluarga hanya bisa mendoakan, supaya kapal tersebut cepat ditemukan dan mengetahui kabarnya.
"Kami tiap hari berdoa, ini tadi kami istigasah bersama istri kru lain melalui virtual. Semoga kapalnya segera ditemukan," katanya.