Sudah Diprediksi Nabi Muhammad, Begini Strategi Sultan Mehmed II Taklukkan Konstantinopel yang Dilindungi Benteng Lapis Tiga yang Sulit Ditembus dalam Waktu Hampir 50 Hari

Tatik Ariyani

Penulis

Lukisan yang menggambarkan Kejatuhan Konstatinopel. Kekaisaran Turki Usmani merebut Konstatinopel, Ibu Kota Kekaisaran Byzantium pada 1576.

Intisari-Online.com -Penaklukan Konstantinopel pada 1453 dilakukan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Muhammad Al Fatih atau Sultan Mehmed II, dengan mengalahkan Kekaisaran Romawi Timur.

Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih merupakan sultan ketujuh dari Turki Utsmani dan usianya sangat muda.

Ia lahir pada 30 Maret 1432 dan wafat 3 Mei 1481. Mehmed II mulai berkuasa pada 1451 ketika umurnya baru akan beranjak 20 tahun.

Konstantinopel dulu merupakan kota paling penting di dunia pada abad pertengahan.

Baca Juga: Kematiannya Disambut Bel Gereja Seantero Eropa, Inilah Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstatinopel yang Kekuasaannya Sampai ke Bosnia

Hal itu karena letak strategisnya dalam perekonomian maupun politik dunia.

Konstantinopel yang terletak di antara benua Asia dan Eropa serta dibelah Selat Bosportus, juga menjadi ibu kota Byzantium Romawi Timur sejak 324 M sampai awal abad ke-15 Masehi.

Dr Yoyo, Ketua Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, bercerita bahwa Konstantinopel sudah diprediksi takluk oleh Nabi Muhammad SAW saat dikepung orang-orang Quraisy di Perang Khandaq.

"Konon ketika Nabi membelah batu kemudian ada percikan lalu menyampaikan, suatu saat nanti Romawi akan kalah," imbuhnya.

Baca Juga: Khilafah Utsmaniyah, 'Horor dari Timur' yang Mengubah Keseimbangan Kekuasaan di Dunia untuk Selamanya, Bikin Eropa Gempar dan Ketakutan

Kemudian sejak zaman khulafaur rasyidin, para penerus Nabi seperti Daulah Umayyah, Daulah Abasiyah, dinasti Mamalik, dan termasuk Mehmed II semua berambisi menaklukkan Romawi.

"Tetapi itu baru tercapai pada masa kekuasaan Turki Utsmani, yaitu pada masa pemerintahan Muhammad Al Fatih, atau Mehmed Isani kalau dalam bahasa Turki."

Dr Yoyo melanjutkan, Turki Utsmani adalah salah satu dinasti Islam terakhir dan berdiri hampir 500 tahun, sama lamanya dengan Kekaisaran Romawi Timur yang ditaklukkan.

"Bentuk kekuasaan Islam terakhir dalam bentuk kerajaan atau monarki ataupun daulah itu adalah daulah Utsmaniyah, atau Ottoman Empire sering disebutnya dalam bahasa Inggris," terang Yoyo saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (18/4/2021).

Berbicara mengenai Mehmed II yang mulai berkuasa pada 1451, Yoyo mengatakan, "Kemudian di tahun 1453 dua tahun setelah berkuasa mampu menaklukkan Konstantinopel."

"Itu luar biasa. Satu achievement yang luar biasa bagaimana seorang panglima muda mampu mengalahkan satu kekaisaran yang hampir 500 tahun lamanya berjalan," cerita Yoyo.

Mehmed II kemudian diberi gelar Al Fatih karena popularitasnya sebagai penakluk.

Baca Juga: Jangan Lupa Gunakan Minyak Wijen dalam Memijat Kaki Anda, Manfaatnya Segudang

Dr Yoyo menerangkan, bahwa Romawi di Konstantinopel sulit ditaklukkan karena memiliki benteng pertahanan yang sangat kuat sampai tiga lapis, sehingga saat itu hampir tidak mungkin ditembus.

Namun Mehmed II tidak kehilangan akal. Ia menyusun strategi untuk bisa membongkar pertahanan Konstantinopel.

Empat strategi yang digunakanMehmed II untuk menaklukkan Konstatinopel adalah:

1. Mempersiapkan persenjataan yang sangat lengkap, utamanya meriam yang diperkirakan bisa merobek dinding-dinding pertahanan Konstantinopel

"Konon dia mengundang beberapa ahli beberapa pakar persenjataan, yang kemudian mampu menciptakan meriam, yang untuk waktu itu adalah meriam dengan ukuran terbesar yang ada pada zamannya," urai Yoyo.

2. Persiapkan hampir 400-an armada laut

Untuk menyiapkan armada di jalur laut yang dikuasai Romawi, Mehmed II menyelundupkannya lewat darat. Caranya dengan pembalakan hutan lalu perahu-perahu itu dibawanya lewat darat sampai tembus ke laut.

Baca Juga: Coba Jamu Penggemuk Badan Ini dan Jangan Birkan Kesehatanmu Bermasalah

3. Tentara yang direkrut Muhammad Al Fatih dilatih sejak kecil

Yoyo bercerita, pasukan yang dia rekrut adalah tentara-tentara terlatih sejak kecil.

"Jadi ada kontrak dengan orangtua. Anak-anak itu dikumpulkan dari berbagai daerah, direkrut, kemudian orangtuanya diberi hak-hak sebagai imbalan karena anaknya menjadi tentara."

4. Diplomasi atau pendekatan dulu dengan negara-negara di sekitarnya

"Dia minta saat penyerangan itu kita berdamai, agar dia fokus hanya menyerang Konstantinopel, menyerang Romawi Timur, tidak yang lainnya. Jadi dia tidak terpecah konsentrasinya."

Penaklukan Konstantinopel dimulai 6 April 1453 dengan pasukan Utsmani yang berjumlah 150.000 tentara.

Hingga akhirnyaKonstantinopel takluk pada 29 Mei 1453 setelah dikepung hampir 50 hari.

Artikel Terkait