Penulis
Intisari-online.com -Manusia modern dimudahkan dengan teknologi kamera untuk menangkap momen yang tidak terlupakan.
Kini sudah ada beragam kamera dengan berbagai teknologinya.
Namun siapa sangka, sebelum teknologinya luas seperti saat ini, kamera awalnya sangat berbeda dengan yang sekarang.
Sebelum menjadi kamera, dulu ada alat bernama kamera obscura.
Penemunya adalah seorang cendekiawan muslim bernama Abu Ali Al-Hasan Ibn al-Haytham.
Nama lainnya adalah Alhazen.
Kini ia lebih sering dikenal sebagai Ibnu Haitham.
Ibnu Haitham lahir di Basra, Irak.
Atas prestasinya, ia disebut sebagai bapak optik modern.
Tentu saja karena mempelajari prinsip dasar kamera, Ibnu Haitham juga manusia pertama yang mempelajari cara kerja mata untuk melihat.
Kamera obscura dibuatnya pertama kali pada abad ke-10.
Britannica menyebutkan obscura berasal dari bahasa latin 'the dark chamber' atau ruang gelap.
Kamera obscura juga dikenal sebagai kamera lubang jarum.
Melalui benda ini dapat ditunjukkan bagaimana cahaya bisa digunakan untuk memproyeksikan gambar pada permukaan datar.
Teknik ini begitu populer dan beratus-ratus tahun tekniknya dipakai untuk melihat gerhana matahari tanpa membahayakan mata.
Ilham pembuatan obscura oleh Alhazen adalah ketika ia mempelajari cara cahaya masuk melalui lubang di daun jendela.
Ia segera memahami, gambar akan semakin bagus jika lubangnya makin kecil.
Obscura juga disebutkan oleh The Independent berasal dari bahasa Arab Qamara yang berarti kamar gelap atau pribadi.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Senin 14/8/2017 menjelaskan kamera obscura dibuat dari penelitian dan rekaman fenomena gerhana matahari.
Alhazen membuat lubang kecil pada dinding saat gerhana matahari.
Citra matahari semi nyata berhasil diproyeksikan melalui permukaan datar.
“Kamera obscura pertama kali dibuat ilmuwan Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),” ungkap Nicholas J Wade dan Stanley Finger dalam karyanya berjudul "The eye as an optical instrument: from camera obscura to Helmholtz’s perspective".
Alhazen kemudian dikenal sebagai perintis di bidang optik.
Bukunya yang terkenal adalah kitab al-Manazir (buku optik).
Baca Juga: Ada Peranan Ilmuwan Muslim dan Sempat Disangka Angka Setan, Inilah Sejarah Angka 'Nol'
Kisahnya telah dibahas oleh Bradley Steffens dalam karya berjudul "Ibn al-Haytham: First Scientist".
Dijelaskan jika kita al-Manazir adalah buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja kamera obscura.
“Dia merupakan ilmuwan pertama yang berhasil memproyeksikan seluruh gambar dari luar rumah ke dalam gambar dengan kamera obscura,” papar Bradley.
Baru 500 tahun setelahnya, kamera obscura dikenalkan ke Barat pada abad ke-16 M.
Selanjutnya oleh Cardano Geronimo (1501-1576) lobang bidik lensa diganti dengan lensa, setelah terpengaruh pemikiran Alhazen.
Faktanya, Alhazen hanya menciptakan kamera pertama di dunia.
Ia bukanlah fotografer pertama di dunia.
Lensa ditemukan pada pertengahan tahun 1600-an atau abad ke-17 M.
Baca Juga: Filosofi Air dan Kegigihan Ibnu Hajar Al-Asqolani Mencari Ilmu
Kamera obscura dipakai oleh para seniman untuk membantu menggambar dan melukis gambar dunia nyata yang rumit.
Namun gambarnya ini sampai sekarang belum ditemukan.
Ilmuwan Perancis Joseph Nicephore Niepce adalah yang pertama kali membuat gambar dari kamera obscura pada 1827.
Satu gambar itu dibuat selama 8 jam.
Baca Juga: PhotoMath, Aplikasi Canggih yang Mampu Menjawab Soal Matematika
Akhirnya para ilmuwan bekerja untuk menghasilkan gambar dengan paparan sinar yang lebih singkat.
Dan dari situlah berbagai jenis kamera bermunculan sampai saat ini.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini