Find Us On Social Media :

Gara-gara Cabut 'Intravenous Catheter,' Perawat Dianiaya karena Bekas Infus Berdarah, Sebenarnya Keluarnya Darah Biasa Terjadi, Simak Penjelasan Medis Berikut Ini

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 19 April 2021 | 12:06 WIB

Intravenous Catheter

Intisari-Online.com - Baru-baru ini ramai pemberitaan tentang kasus penganiayaan yang menimpa CRS, seorang perempuan yang merupakan perawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya.

CRS mengalami luka lebam di bagian wajah, lantaran dipukul oleh JT yang merupakan ayah seorang pasien di rumah sakit tersebut.

Kejadian ini terjadi pada Kamis (15/4/2021).

Awalnya, JT hendak menjemput anaknya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.

Baca Juga: Tetap Terhidrasi dengan Air Rendaman Ketumbar Selama Musim Panas

Ketika hendak menjemput, JT mendapati tangan anaknya berdarah setelah 'jarum infus' dicabut oleh perawat CRS.

Melihat hal itu, JT lalu memanggil korban untuk menemuinya di ruang perawatan.

CRS kemudian datang ke ruang perawatan bersama beberapa orang rekannya yang lain.

Belum sempat menjelaskan kejadian tersebut, JT yang marah langsung menampar wajah korban.

Baca Juga: Saking Miskinnya Negara Ini, Rumah Sakit Bobrok Pun Masih Digunakan Untuk Merawat Pasien, Padahal Gambar Ini Menunjukkan Betapa Kumuhnya Rumah Sakit Ini

Tak hanya itu, CRS diminta untuk bersujud dan memohon maaf.

Soal Intravenous Catheter 'Penyebab Pendarahan'

Terlepas dari peristiwa itu, sebenarnya ada penjelasan medis mengenai kejadian ini.

Alat yang dipermasalhkan yakni intravenous catheter atau kateter.

Baca Juga: Imut dan Lucu, Siapa Sangka Kehadiran Kucing Ini Bak Pembawa Kematian, Petugas Rumah Sakit Syok Saat Tahu Kucing Ini Bisa Meramalkan Kematian Dengan Cara Ini

Seorang dokter asal Bali sekaligus founder TikDok, dr Mario Johan Heryputra, membagikan penjelasan mengenai ini pada akun tiktoknya.

"Alat ini memang ada dua bagian, yakni kateter dan jarum, kalau sudah masuk pembuluh darah, darah akan naik, nah ini sebagai tanda kalau masuknya benar ke pembuluh darah," ucapnya.

"Lalu jarumnya dilepas, kateternya ditinggal, dan darah keluar itu hal yang biasa."

Baca Juga: Mengeong Lama Sekali, Video Induk Kucing Bawa Anaknya ke Rumah Sakit untuk Berobat Ini Viral, Staf Medis Segera Memeriksanya: 'Kami Sangat Emosional'

Saat infus sudah terpasang, kemudian jarumnya dilepas.

Sementara, intravenous catheter ditinggal di dalam pembuluh darah.

Jadi, ketika mau melepas infus, maka yang dilepas hanya kateternya yang menempel di tangan saja.

Sebab, sudah tidak ada jarum yang menempel di tangan pasien.

Jika dalam melepas kateter mengeluarkan darah, penyebabnya bisa berbagai macam seperti:

- Pasien melakukan pergerakan aktif

- Melakukan aktivitas yang butuh gerakan tangan cukup banyak

Jadi, keluarnya darah saat dilepasnya infus bukanlah tindakan yang parah atau fatal.

Baca Juga: 17 Tahun Dinyatakan Hilang Pasca Tsunami Aceh, Mendadak Pria yang Diduga Polisi Ini Ditemukan Dalam Kondisi Tak Terduga, 'Selama Ini Ada di Rumah Sakit Jiwa'

Penanganan Saat Pendarahan

Dilansir dari Kompas.com, untuk menghentikan perdarahan, maka petugas medis dapat memperbaiki posisi tangan terhadap infus.

Posisinya jangan terlalu tinggi atau terlalu jauh dari infus.

Alternatif lain bisa dengan melakukan spooling, yaitu tindakan menyuntikkan cairan steril atau infus untuk melancarkan kembali infus.

Baca Juga: Tak Sengaja Ditemukan di Gunung Merapi, Kerangka Manusia Ini Akhirnya Diidentifikasi, Bagaimana Hasilnya?

Untuk mengatasi perdarahan bisa dengan menekan bagian yang mengeluarkan darah secara perlahan dan segera ditutup dengan plester.

Homeostasis adalah pembuluh darah ketika bolong atau luka akan berusaha menutup lagi dengan sendirinya, kecuali paad pasien dengan kelainan pembekuan darah.

Oleh karena itu, saat anak hendak dilepas infusnya, maka orangtua diimbau harus menjaga anak agar tidak banyak bergerak, dan tidak menarik/melepas selang infus jika terpasang.

Baca Juga: Benar-benar Seperti Raja, Beginilah Kehidupan Pemimpin Geng Narkoba Meksiko, Punya Pasukan Militer Sendiri Untuk Mengawalnya, Hingga Bangun Rumah Sakit Semdiri Jika Sedang Sakit

(*)