Sejarah Perang Uhud, Saat Nabi Muhammad Beserta 1.000 Prajuritnya Ditinggalkan 300 Pasukan di Antaranya yang Pilih Kabur dari Medan Perang Melawan Kaum Quraisy

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Perang Uhud (625)

Intisari-Online.com - Perang kedua yang terjadi antara kaum muslim di Madinah dan kaum Quraisy adalah Perang Uhud.

Perangini terjadipada tahun 3 Hijriah atau 625 Masehi.

Pecahnya Perang Uhuddisebabkan oleh kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar sebelumnya.

Tepatnya pada tahun 2 Hijriah atau 624 Masehi.

Baca Juga: Berperan Pentingpada Masa-masa Awal Islam,Inilah Kota Asham yang Dijuluki 'Kota Emas' Kuno di Selatan Mekkah, Beginilah Kondisinya Sekarang

Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava, latar belakang pecahnya Perang Uhud, yaitu:

Pertama, keinginan balas dendam dari Abu Sufyan dan kaum Quraisy atas kekalahan mereka pada Perang Badar.

Kedua, kecemburuan kaum Quraisy terhadap perkembangan populeritas Islam di kawasan Madinah.

Ketiga, keinginan kaum Quraisy untuk menghilangkan dominasi Nabi Muhammad SAW di kawasan Madinah.

Baca Juga: First Fitna, Perang Saudara Pertama dalam Sejarah Islam, Ketika Kematian Khalifah Utsman Menjadikan Rakyat Geram pada Khalifah Ali Karena Tak Memenuhi Hal Ini dan Menjadikan Pertempuran Besar

Kronologi

Kaum Quraisy membawa lebih dari 3.000 pasukan yang terdiri dari 200 pasukan berkuda, 700 pasukan berkendaraan unta dan sisanya adalah pasukan pejalan (infanteri) serta pasukan pemanah.

Di sisi lain, kaum muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad membawa kurang lebih 1.000 pasukan gabungan dari kaum-kaum di Madinah.

Pada 13 Syawal tahun 3 Hijriah, Nabi Muhammad dan pasukannya mengadakan musyawarah untuk membahas strategi dalam Perang Uhud.

Baca Juga: Ketika Nabi Muhammad SAW Pimpin 10.000 Pasukan Islam untuk Bertarung, Seperti Ini Sejarah Pembebasan Mekkah yang Buat KaumQuraisy Tak Berkutik Sama Sekali

Dalam musyawarah tersebut ditetapkan bahwa pasukan Muslimin akan melakukan perang di luar kota Madinah demi keamanan masyarakat Madinah.

Dalam perjalanan menuju Uhud, Abdullah bin Ubay melakukan penghianatan kepada pasukan muslim.

Ia membelot kepada pasukan muslim dengan membawa 300 pasukan, sehingga pasukan gabungan yang semula berjumlah 1.000 prajurit berkurang menjadi 700 prajurit.

Dalam buku Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II (2005) karya Badri Yatim, pasca penghianatan dari Abdullah bin Ubay, Nabi Muhammad SAW menyerukan kepada pasukan muslim untuk tetap fokus pada Perang Uhud dan membiarkan masalah penghianatan tersebut.

Baca Juga: Tradisi Unik Ramadhan di Berbagai Daerah, Salah Satunya Bebantai di Jambi yang Haruskan Bantai Kerbau Sampai Puluhan Jumlahnya, Inilah Fungsinya Secara Perekonomian

Perang Uhud berlangsung selama kurang lebih tujuh hari.

Pada awalnya pasukan muslim mampu membuat kaum Quraisy tersudut dan mundur, namun ternyata kemunduran mereka hanya sebagian dari strategi.

Kaum Quraisy kembali melakukan serangan dengan mendadak sehingga pasukan Muslimin terkepung dari seluruh penjuru.

Kaum muslimin berusaha untuk mempertahankan posisi dan melindungi Nabi Muhammad SAW dengan sekeras mungkin.

Baca Juga: Kini Selalu Identik dengan Serangan Teroris, Beginilah Penyebab Mengapa Bom Bunuh Diri Selalu Diikuti dengan Ekstrimisme Islam dan Embel-embel Jihad, Inilah Deretan Jumlah Korbannya

Akibatnya banyak korban jiwa berjatuhan termasuk sahabat dan keluarga Nabi.

Perang Uhud berakhir ketika Khalid bin Walid menyuruh pasukan Quraisy untuk mundur dan mengumumkan kemenangan mereka.

Dampak

Kekalahan pasukan muslim dalam Perang Uhud membawa dampak yang besar.

Baca Juga: Jadi Salah Satu Mukjizat Nabi Musa, Terbelahnya Laut Merah Nyatanya Dapat Dijelaskan dengan Gamblang Secara Ilmiah Lewat Simulasi Komputer, Faktor Alam Inilah Kuncinya

Berikut merupakan dampak Perang Uhud :

- Kemampuan militer dari pasukan muslim bertambah karena melakukan pelatihan dan ekspedisi penaklukan.

- Kaum Quraisy semakin bernafsu untuk menaklukan kekuatan Islam di Madinah

Baca Juga: Jadi Salah Satu Mukjizat Nabi Musa, Terbelahnya Laut Merah Nyatanya Dapat Dijelaskan dengan Gamblang Secara Ilmiah Lewat Simulasi Komputer, Faktor Alam Inilah Kuncinya

(*)

Artikel Terkait