Militer Rusia Makin di Depan, Armada Pasifik Diperkuat dengan Fregat Marshal Shaposhnikov dan Hanya dalam 2 Tahun Kembangkan Rudal Balistik Antarbenua, Eropa Makin Jiper!

Maymunah Nasution

Penulis

Militer Rusia.

Intisari-online.com - Kapal fregat Marshal Shaposhnikov ditengarai menguji rudal jelajah Kalibr.

Percobaan dilakukan dari Laut Jepang yang mencapai target pantai, seperti diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia Selasa 6/4/2021.

"Untuk pertama kalinya meluncurkan rudal jelajah Kalibr pada target permukaan. Rudal tersebut tiba di jarak tembak di daerah Cape Surkum yang mengenai target pantai.

"Jarak penembakan pada target melebihi 1.000 km," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip TASS.

Baca Juga: Meski Keji dan Tangan Dingin, Vladimir Putin Ternyata Dianggap Pria Terseksi di Rusia, Pantas Saja Betah Dipimpin Sampai 2036 Mendatang

Penembakan tersebut dikawal kapal-kapal perang Armada Pasifik Rusia serta pesawat dan helikopter penerbangan maritim, yang menutup area berbahaya untuk navigasi serta wilayah udara.

Sebelumnya, sumber TASS di industri pertahanan menyebutkan, fregat Proyek 1155M Marshal Shaposhnikov yang ditingkatkan akan bergabung kembali dengan Armada Pasifik sebelum akhir 2021.

Dilengkapi dua sistem rudal jelajah

Perbaikan dan modernisasi fregat Marshal Shaposhnikov berlangsung di Pusat Perbaikan Kapal JSC Dalzavod di Vladivostok.

Baca Juga: 2 Kapal Amerika Berani Nyelonong Masuk Wilayah Sengketa, Militer Rusia Ungkap Ada Rencana Tersembunyi yang Sedang Dilakukan AS yang Mengincar Laut Ini

Peningkatan tersebut menghasilkan integrasi artileri baru, rudal anti-kapal Uran, dan rudal jelajah Kalibr.

Kalibr-NK adalah rudal jelajah yang memiliki daya jangkau hingga 1.500 km.

Rudal ini mampu membawa hulu ledak konvensional seberat 450 kg atau nuklir 110-200 kT, dengan kecepatan terbang hingga 965 km per jam.

Sedang Uran merupakan rudal jelajah anti-kapal subsonik turbojet yang merupakan pengembangan dari Zvezda Kh-35.

Baca Juga: Barat Mulai Ketakutan, Citra Satelit Ungkap Iran Bangun Konstruksi Mirip Pangkalan Rudal Balistik Baru

Rudal ini memiliki pendorong roket dan bisa diluncurkan dari helikopter, kapal permukaan, dan baterai pertahanan pantai.

Uran dirancang untuk menghancurkan rudal, torpedo, kapal perang, kapal permukaan berbobot hingga 5.000 ton, dan angkutan laut.

Fase penerbangan Uran dikendalikan oleh sistem navigasi inersia untuk menjaga rudal tetap di jalur yang telah ditentukan dan mengarahkannya ke area target.

Uran memiliki berat 610 kg, panjang 440 cm, dan diameter 42 cm.

Baca Juga: Ancaman Perang Eropa, Rusia Kerahkan 4.000 Tentaranya di Wilayah Perbatasan dengan Ukraina, Ahli: Krisis Ini Berpotensi Meningkat Menjadi Perang Pan-Eropa

Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak fragmentasi HE (high explosive) seberat 145 kg.

Jangkauan operasionalnya 300 km untuk versi peningkatan.

Kapal perang Proyek 1155M juga dipersenjatai dengan dua senjata AK-130 130 mm, delapan rudal anti-kapal SS-N-22 Sunburn, 64 VLS (Sistem Peluncuran Vertikal) untuk rudal permukaan-ke-udara SA-N-9 Gauntlet.

Kemudian, dua Kashtan CIWS (Close-In Weapon Systems), delapan tabung torpedo 553 mm untuk rudal anti-kapal selam SS-N-16 Stallion dan dua peluncur roket anti-kapal selam RBU-12000.

Baca Juga: Bak Bunyikan Lonceng Perang Dunia, Rusia Secara Bar-bar Kirim Pasukan Militernya ke Ukraina, Eropa Kini Berada di Ambang Gejolak Menjadi Medan Perang

Rudal balistik baru

Dalam waktu dekat, militer Rusia akan segera kedatangan rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi terbaru.

Sumber di industri pertahanan Rusia mengatakan, pengembangan dimulai pada 2023-2024.

Melansir TASS, pengembangan ICBM generasi baru Rusia dengan nama Kedr akan bergulir tahun 2023-2024.

Baca Juga: Baru 2 Bulan Menjabat, Biden Sudah 'Diancam' oleh Korea Utara yang Akan Uji Coba Lebih Banyak Rudal untuk 'Tunjukkan Rudal Itu Bisa Membunuh Jutaan Orang'

Pengembangan ini ada di bawah program negara yang dicanangkan hingga 2027.

"Pekerjaan penelitian di Kedr telah dibiayai di bawah program pengadaan senjata negara saat ini, yang berlaku hingga 2027. Pengembangan teknologi akan dimulai pada 2023-2024," kata sumber itu kepada kantor berita TASS.

Menurut sumber tersebut, ICBM baru Rusia ini akan menggunakan bahan bakar padat.

Kedr rencananya akan menggantikan peran pendahulunya, Yars, pada 2030 mendatang.

Kedr juga disebutkan akan tetap mengadaptasi sejumlah teknologi milik Yars, seperti modifikasi seluler berbasis silo.

Baca Juga: Barat Mulai Ketakutan, Citra Satelit Ungkap Iran Bangun Konstruksi Mirip Pangkalan Rudal Balistik Baru

Kabar ini juga didukung oleh pernyataan sumber dari industri luar angkasa Rusia yang pada 1 Maret lalu mengatakan, perusahaan pertahanan Rusia telah meluncurkan pekerjaan perancangan teknik pada sistem ICBM generasi baru Kedr.

Untuk saat ini, masih belum ada konfirmasi dari Institut Teknologi Termal Moskow, pihak yang telah mengembangkan sistem rudal strategis Topol, Topol-M, dan Yars yang saat ini digunakan oleh angkatan bersenjata Rusia.

ICBM Yars yang digunakan Rusia saat ini sudah melayani negara sejak 2010.

Yars memiliki bobot lebih dari 43.000 kg, panjang 23 m, dan diameter sekitar 2 m.

Baca Juga: Dunia Dibikin Panik Saat Tahu China Punya Kapal Selam yang Bisa Angkut 48 Senjata Nuklir, Tetapi Pernyataan Angkatan Laut China Ini Malah Bikin Semua Orang Tertawa Mendengarnya

Sebagai sebuah ICBM, Yars memiliki jangkauan antara 11.000-12.000 km dan melesat dengan kecepatan mencapai level Mach 20, atau sekitar 24.500 km/jam.

Dengan sejumlah pembaruan yang dijanjikan, ICBM Kedr diprediksi akan memiliki jangkauan dan daya ledak yang lebih besar dari pendahulunya.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait