Penulis
Intisari-Online.com -Timor Leste dilanda bencana banjir bandang dan longsor akibat cuaca ekstrem.
Istana Kepresidenan Timor Leste pun tak luput terendam banjir.
Pemerintah Australia mengatakan "siap" untuk membantu Timor Leste setelah bencana banjir melanda negara itu.
Bencana banjir itu memaksa ribuan orang untuk mengungsi dan sedikitnya 27 orang tewas.
Timor Leste dihantam oleh hujan lebat dan badai pada akhir pekan, mengirimkan aliran air deras melalui kota-kota dan desa-desa, dan mengubah jalan-jalan ibu kota Dili menjadi kanal.
Banjir bandang dan tanah longsor juga melanda NTT dan NTB, Indonesia yang hingga Senin dilaporkan ada 86 korban meninggal dunia.
Presiden Timor Leste Francisco Guterres Lú-Olo menyebut banjir sebagai "bencana besar" dan mengatakan pihak berwenang masih bekerja untuk menentukan tingkat kerusakan dan nyawa yang hilang.
Melansir ABC News, Senin (5/4/2021), ribuan warga telah pindah ke pusat pengungsian sementara.
Hal itu memicu kekhawatiran jumlah kasus COVID-19 di Timor Leste melonjak.
Dili berada di bawah lockdown yang diperpanjang untuk menghadapi lonjakan jumlah COVID-19.
Tetapi strategi itu gagal ketika orang-orang mengungsi bersama teman dan anggota keluarga.
Dokter Australia Joshua Francis dari Menzies School of Health Research telah membantu Timor Leste dengan rencana pengujian COVID-19 dan mengatakan sejumlah besar orang "penuh sesak" dalam jarak dekat.
"Ini adalah situasi yang memudahkan penularan," katanya kepada ABC.
Dr Francis mengatakan laboratorium nasional tempat Timor Leste melakukan tes COVID-19 juga terkena dampak banjir pada akhir pekan.
Untungnya, pekerja di fasilitas tersebut telah melakukan upaya "luar biasa" dan berhasil menyelamatkan peralatan pengujian dan reagen dengan memindahkannya ke tempat yang aman.
“Peralatannya baik dan luar biasa kemarin mereka berhasil melakukan beberapa pengujian COVID meski terbatas hanya menggunakan satu mesin,” ujarnya.
"Kami bekerja keras hari ini bersama petugas kesehatan untuk membereskan dan menjalankan kembali.
"Tetapi sulit bagi semua orang - saya sedang mengemudi melalui Dili sekarang, orang-orang membersihkan lumpur keluar rumah dan berusaha mati-matian untuk pulih."
Alex Tilman, Pejabat Koordinasi Pembangunan PBB, mengatakan orang-orang sudah menderita akibat dampak ekonomi dari lockdown COVID-19, dan bencana ini telah menambah tingkat penderitaan.
"Kami menghadapi krisis ganda, saya katakan: krisis kesehatan dan juga krisis kemanusiaan," katanya.
"Beberapa daerah yang terkena dampak banjir, adalah daerah di mana wabah COVID paling parah terjadi di Dili, di mana penyakit tersebut telah menyerang lebih banyak orang daripada yang lainnya."
Ada juga kekhawatiran banjir akan mencegah pesawat yang membawa batch pertama vaksin COVID-19 Timor Leste untuk mendarat.
Vaksin tersebut bersumber dari fasilitas COVAX yang ditujukan untuk negara berkembang.
Tetapi dua sumber lokal mengatakan kepada ABC pada hari Senin bahwa pesawat telah tiba sesuai jadwal.