Penulis
Intisari-Online.com- Upaya AS untuk membawa Korea Utara untuk denuklirisasi menemui jalan buntu hingga saat ini.
Upaya denuklirisasi Korut buntu sejak pertemuan kedua Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump di Vientam, Februari 2019.
Sejak saat itu, Kim yang sebelumnya menangguhkan uji coba senjata mengaktifkan lagi sejumlah fasiltas militer penting.
Rezim Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut Presiden AS Joe Biden sebagai gangster, setelah dikritik mengenai uji coba rudal.
Salah satu pejabat senior Korea Utara menyatakan, pemerintahan Biden sudah salah langkah sejak awal.
Pyongyang menembakkan proyektil yang diyakini adalah rudal balistik, uji coba pertama sejak Biden dilantik pada 20 Januari.
Senjata yang disebut merupakan rudal balistik jarak pendek itu jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Biden menanggapinya dengan menyatakan, AS berkonsultasi dengan negara sekutu begitu uji coba itu diumumkan.
Presiden AS berusia 78 tahun itu menyatakan, dirinya membuka pintu diplomasi jika Pyongyang menginginkan denuklirisasi.
"Tetapi, jika mereka memutuskan untuk mengeskalasi keadaan, maka kami akan meresponsnya secara tegas," ujar dia.
Ri Pyong Chol, wakil ketua di Komite Militer Pusat menanggapi ucapan Joe Biden itu dengan melontarkan sindiran.
Si pejabat senior mengkritik, si presiden jelas mempunyai "logika seperti gangster" karena mengomentari uji coba senjata mereka.
Padahal di sisi lain, "Negeri Uncle Sam" juga melancarkan sejumlah peluncuran rudal yang mirip dengan mereka.
"Saya kira pemerintahan AS yang baru ini sudah salah langkah sejak awal," sembur Ri dikutip The Sun Sabtu (27/3/2021).
Ri menekankan, mereka harus mengembangkan militernya karena baik AS maupun Korea Selatan memberi ancaman.
Dia merujuk kepada agenda tahunan latihan perang dua negara, yang dianggap Korea Utara persiapan menginvasi mereka.
Mantan komandan angkatan udara tersebut khawatir, karena Biden sudah terang-terangan menyatakan sikap bermusuhan.