Namun, setidaknya ada dua penyebabnya.
Pertama, terlena pada pencapaian diri sendiri dan kedua, besarnya ekspektasi (harapan) dari orang-orang yang menjadi beban tersendiri.
Ya, orang di luar sana berharap tinggi pada mereka yang punya kedudukan.
Mulai dari harapan dari para fans, media massa, publik, hingga sponsor.
Tapi hati-hati, karena harapan bisa berbalik menjadi beban.
Ketika kemampuan dan skill tinggi seseorang tidak dibarengi dengan prestasi gemilang, maka 'kebintangan' pun meredup, bak senjata makan tuan.
Perlu diingat, star syndrome tidak hanya dialami oleh figur publik, atlet terkenal, artis, atau pun pejabat.
Star syndrome bisa dialami siapa saja yang merasa dirinya hebat dan punya banyak penggemar.