Intisari-Online.com - Tahukah Anda bahwa keseharian Anda ternyata bisa memunculkanstar syndrome?
Jadi, tak peduli seorang artis atau orang biasa, Anda bisa terkenapenyakit psikologis ini,siapa saja, kapan saja dan di mana saja.
Saat ini di era media sosial, hasrat untuk menjadi populer dengan mudah menjebak siapa saja.
Bukan hanya artis yang terus-terusan mempertahankan kepopulerannya, tetapi bahkan desainer, atau bahkan ibu rumah tangga ingin sepicis perhatian.
Baca Juga: Star Syndrome, Penyakit Tak Terlihat yang Bisa Menjatuhkan Mentalitas Juga Karier Pemain Sepakbola
Mereka ingin berada dalam bingkai yang sama dengan aktor dan aktris papan atas sembari berpose untuk halaman depan suatu majalah.
Saat ini, banyak orang mulai tidak sabar, mereka tidak sabar untuk mencapai suatu karya agar mendapat perhatian.
Lalu apa sih star syndrome itu?
Mengutip TribunJatim.com, ahli Hipnoterapi dari Surabaya, Oktastika Badai Nirmala dalam blognya menjelaskan star syndrome adalah sebuah satu ciri-ciri, simtom, atau tanda-tanda tentang perasaan sebagai seorang bintang (star).
Penyakit ini bisa menjangkiti orang biasa atau bisa juga menjangkiti seseorang yang baru saja menjadi public figure.
Misalnya penyanyi, seniman, pejabat kampung, motivator, ustad, dosen, dan lain-lain, yang baru saya mendapat perhatian dari masyarakat melalui profesinya tersebut.
Menurutnya, kondisi orang yang mengalami star syndrome mirip dengan orang yang mengalami “waham kebesaran”.
Ciri-ciri star syndrome :
1. Merasa dirinya orang terkenal.
2. Hanya menggunakan produk terkenal saja. Atau malu menggunakan produk dengan brand biasa-biasa saja.
3. Hanya makan di tempat makan berkelas tinggi.
4. Selalu minta fasilitas tertinggi.
5. Merasa orang lain harus tunduk dan hormat padanya.
6. Maunya selalu harus dilayani, disambut, dan dielu-elukan.
7. Enggan menjalin komunikasi dengan orang yang strata sosialnya biasa-biasa saja. Terkadang senyum pun enggan.
8. Mendominasi pembicaraan dengan tema kelas tinggi.
9. Merasa harus tampil sangat sempurna.
Dampak negatif dari orang-orang yang terkena star syndrome adalah, pada umumnya dirinya sangat melekat dengan persepsi dirinya sebagai bintang.
Sehingga ketika terjadi kondisi dimana ke-bintang-an-nya tercabut, terabaikan, atau ada orang yang lebih star dari dia.
Maka dia akan rawan mengalami depresi dan bahkan mengalami psikosomatis.
Yakni penyakit fisik yang disebabkan oleh ketertekanan kondisi psikologis.
Baca Juga: Kaya Dadakan Hanya dengan Tidur 7 Jam, Eks Driver Ojol Raup Rp 230 Juta, Bagaimana Bisa?
Cara menghindari star syndrome :
1. Yakini bahwa kehebatan Anda adalah milik Tuhan. Bukan milik Anda. Ya kebetulan saja saat momen tersebut Tuhan menitipkan secuil kehebatan-Nya pada Anda.
2. Yakini bahwa segala film dan berita selebriti adalah dirancang untuk hiburan saja. Bukan untuk wajib diteladani.
3. Membiasakan diri selalu rendah hati. (bukan rendah diri).
4. Yakini bahwa setiap orang memiliki keunggulannya masing-masing. Dan setiap keunggulan ini memiliki masa berlaku sesuai kehendak Tuhan.
5. Ketika keunggulan yang Anda miliki, tercabut atau tersaingi. Yakini bahwa Tuhan pasti memberikan Anda peluang yang lain untuk Anda tetap bertahan dalam kehidupan ini.
6. Perbanyak referensi tentang kehidupan dari berbagai strata sosial. Termasuk para orang hebat yang tetap rendah hati.