Find Us On Social Media :

Kisah Saat Diundang ke Uni Soviet, Soekarno Minta Syarat hingga Bikin Intelijen Nikita Khrushchev 'Kelabakan' Dibuatnya

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 19 Maret 2021 | 13:51 WIB

Kunjungan Presiden Sukarno ke Masjid Biru St. Petersburg pada Tahun 1956

Intisari-Online.com - Ada yang membanggakan dari pribadi presiden pertama kita.

Ketika berkunjung ke luar negeri, Presiden Sukarno selalu menempatkan diri sebagai pemimpin sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, ditambah pecinya yang khas seolah-olah menyatu dengan kepalanya.

 

Ketika Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada April 1955, dunia mulai melirik Indonesia sebagai satu kekuatan baru.

Beruntung dari awal Indonesia memposisikan diri sebagai negara non-blok dengan politik bebas aktifnya.

Baca Juga: Belum Sempat Para Pengawalnya Bereaksi Saat Presiden Dilempar 5 Granat, Bukannya Berlindung, Tak Disangka Justru Soekarno Lakukan Aksi Tak Terduga Ini

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua kekuatan besar saat itu berusaha menarik perhatian negara-negara di dunia untuk menjadi satelitnya, tak terkecuali Indonesia.

Hal itu sangat dipahami dengan baik oleh Presiden Sukarno.

Tahun 1956 Ketua Dewan Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, mengundag Presiden Sukarno untuk berkunjung ke negeri beruang merah itu.

Untuk mengindari kesan Indonesia berada pada pengaruh blok Uni Soviet, Presiden Sukarno mensyaratkan kepada pemimpin Uni Soviet itu untuk menemukan makam Imam Buchari sebagai syarat kunjungannya.

Baca Juga: Kasusnya Mirip dengan Aprilia Manganang yang Berganti Kelamin Menjadi Pria, Inilah Karnah Soekarta, Altet Indonesia yaang Juga Berganti Kelamin Usai Semalam Tidur di Makam Bung Karno

Tidak jelas dari mana Presiden Sukarno mendapat ide itu.

Tentu saja Khrushchev kebingugan dan sempat menanyakan lagi ke Sukarno.

Sukarno pun tetap pada pendiriannya.

Baca Juga: Tak Malu Walau Jadi Orang Nomor 1 di Indonesia, Justru Bung Karno Pernah Ngutang pada Sopir Taksi hingga Pakai Pakaian yang Sudah Pernah Sobek

Singkat cerita, Khrushchev dengan jaringan intelijennya akhirnya berhasil menemukan lokasi tempat Imam Buchari dikuburkan, di sebuah semak belukar di Samarkand, saat ini masuk wilayah Uzbekistan.

Sukarno berhasil mengunjungi Imam Makam Buchari, salah seorang cendekiawan Muslim terkenal, pada kunjungan pertamanya ke Uni Soviet tahun 1956 dengan naik kereta dari Moskow selama beberapa hari.

Pada kunjungannya ke St. Petersburg (saat itu Leningrad), ketika menulusuri sungai Neva Sukarno tiba-tiba melihat dua menara dengan simbol bulan sabit dan kubah.

Sukarno tahu itu pasti sebuah masjid.

Baca Juga: Konflik Indonesia-Belanda Membuat Presiden Soekarno Diasingkan ke Daerah Terpencil, Ini 3 Tempat Pengasingan Bung Karno dan Kisahnya

Sukarno pun minta untuk mampir ke masjid dan akan melakukan salat di sana.

Betapa terkejutnya Sukarno ketika menyaksikan bahwa masjid itu telah berfungsi sebagai gudang dan sangat tidak terurus.

Akhirnya dia memutuskan untuk sholat di luar di halaman masjid.

Baca Juga: Salah Satunya Terinspirasi Kesuksesan Kudeta Terhadap Bung Karno Hingga Dinamai 'Operation Jakarta', Ini Kudeta Paling Mematikan di Dunia

Usai kunjungannya ke St. Petersburg, Sukarno kembali ke Moskow dan bertemu dengan Khrushchev.

Ditanya tentang kesan-kesannya selama di St. Peterburg Sukarno menjawab bahwa dia tidak “impressed” dan melihat masjid yang tidak terurus.

Akhirnya dia minta kepada pemimpin Soviet itu untuk menyerahkan kembali masjid itu ke umat Islam di kota terbesar kedua tersebut.

Sumber: M. Wahid SupriyadiDuta Besar LBBP RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus

(*)