Find Us On Social Media :

Gawat, Ilmuwan Sebut Bumi Terancam Kehabisan Oksigen, Semua Hewan dan Tumbuhan Akan Binasa, Manusia Harus Mencari Planet Lain Untuk Hidup, Ini Penjelasannya

By Afif Khoirul M, Kamis, 11 Maret 2021 | 10:48 WIB

Bumi sedang memasuki era kepunahan.

Intisari-online.com - Alam memang semakin menua, mungkin inilah kalimat yang tepat untuk menggambarkan bumi saat ini.

Terlebih kerusakan lingkungan juga semakin parah disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

Hal ini pun berimbas pada kondisi alam yang semakin membahayakan umat manusia sendiri.

Bahkan dalam laporan terbaru, siap atau tidak manusia harus mencari planet baru untuk hidup, karena di masa depan oksigen diperkirakan akan habis.

 Baca Juga: Lebih Kuat dari T-Rex Sampai Dijuluki 'Dewanya Dinosaurus', Inilah Spinosaurus, Predator Terbesar di Bumi

Menurut Daily Star pada Selasa (9/3/21), oksigen diperkirakan akan menghilang dari planet bumi, saat matahari mulai menua dan mengeluarkan banyak panas.

Matahari akan menghancurkan semua hewan dan tumbuhan di bumi dalam satu miliar tahun, menurut penelitian NASA terbaru.

Oksigen akan menghilang dari atmosfer saat matahari semakin tua dan mulai memanas, ungkap ilmuwan.

Hal ini akan berimbas pada kehidupan yang membutuhkan oksigen di bumi.

Baca Juga: Faktanya Disembunyikan Mati-matian, Inilah Balibo Five, Bagian Sejarah Timor Leste Ketika 5 Jurnalis Australia Tewas Misterius saat Meliput Invasi oleh Indonesia

Hal ini akan membuat karbon dioksida di udara terurai, membuat tanaman tidak dapat membuat oksigen melalui fotosintesis, kata studi mereka.

Hewan juga akan musnah tanpa ada yang mampu beradaptasi dengan cukup cepat terhadap perubahan di atmosfer kita.

Proses 10.000 tahun akan mengembalikan Bumi ke masa ketika tidak memiliki oksigen yang melimpah, kata peneliti AS dan Jepang.

Mereka menjelaskan lapisan ozon, yang terdiri dari oksigen yang melindungi kita dari sinar UV dan panas yang berbahaya, akan benar-benar lenyap.

Ini akan menyebabkan punahnya semua kehidupan akuatik dan darat.

Hanya menyisakan bakteri anaerob (tidak menggunakan oksigen) dan primitif yang bersembunyi di bayang-bayang.

Baca Juga: Faktanya Disembunyikan Mati-matian, Inilah Balibo Five, Bagian Sejarah Timor Leste Ketika 5 Jurnalis Australia Tewas Misterius saat Meliput Invasi oleh Indonesia

Penelitian yang diterbitkan tulisan itu dalam jurnal Nature Geoscience berjudul, "Umur masa depan atmosfer beroksigen di Bumi,"

Di dalamnya memperkirakan Matahari akan memanas dalam satu miliar tahun, lapor Science Times .

Penulisnya Dr Chris Reinhard dari Georgia Tech dan Dr Kazumi Ozaki dari Universitas Tokyo melakukan penelitian sebagai bagian dari program NexSS NASA untuk menilai dan mengeksplorasi kelayakan hunian exoplanet.

Matahari diperkirakan mulai menua dan mengeluarkan lebih banyak panas, memecah karbon dioksida, kemudian memicu pemanasan global yang tak terkendali di Bumi.

Dr Reinhard mengatakan bahwa penurunan oksigen akan sangat ekstrim, satu juta kali lebih sedikit daripada tingkat di atmosfer saat ini.

Deoksigenasi atmosfer akan bertepatan dengan kenaikan tingkat metana menjadi sekitar 10.000 kali lipat dari jumlah saat ini di atmosfer.

Baca Juga: Wujudnya Sudah Tak Karuan Saat Ditemukan, Inilah Kisah Tragis Astronot yang Pernah Jatuh Dari Ruang Angkasa Hingga ke Bumi

Para ahli memperkirakan bahwa deoksigenasi akan terjadi terlalu cepat untuk adaptasi.

Studi mereka memodelkan sistem iklim, geologi, dan biologi planet untuk menyempurnakan pemahaman ilmiah tentang kondisi atmosfer bumi di masa depan.

Atmosfer planet kita terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9% argon, dan 0,1% gas lainnya.

Namun selama dua miliar tahun pertama bumi, tidak ada oksigen di atmosfernya.

Kadar oksigen yang rendah muncul pertama kali ketika cyanobacteria yang dikenal sebagai alga biru-hijau melepaskan oksigen sebagai produk sampingan dari fotosintesis mereka.

Kira-kira 2,4 miliar tahun yang lalu, planet ini mengalami apa yang disebut Peristiwa Oksidasi Besar.