Penulis
Intisari-Online.com – Monster laut Loch Ness, masih menjadi misteri hingga kini yang belum terpecahkan, dan benarkah itu benar-benar ada?
Namun, ini tetap diyakini para pelaut bahwa monster laut Loch Ness itu kadang-kadang muncul ketika mereka sedang berada di tengah laut.
Seorang ilmuwan mengklaim bahwa dia telah memecahkan salah satu misteri tertua di Inggris dan mengatakan Monster Loch Ness sebenarnya adalah 'spesies penyu laut kuno'.
Seorang yang mengaku fanatik dari misteri Skotlandia yang abadi, profesor AS itu menolak gagasan bahwa makhluk itu adalah bentuk dinosaurus.
Pada awal 2020, media sosial pernah diramaikan unggahan yang menyebut adanya hewan raksasa atau monster laut sepanjang 8.000 km beredar di Instagram.
Unggahan itu berupa foto yang menampilkan siluet hewan raksasa yang berada di tengah Samudra Atlantik.
Adapun pihak pengunggah yakni akun Instagram Search For Information @search.inf.
Dalam unggahan tersebut, dijelaskan bahwa hewan yang diduga makhluk purba itu bernama SCP 169.
"Mengenal Scp 169, hewan raksasa purba yang ukurannya lebih besar dari apapun di dunia," tulis admin akun @search.inf.
Selain itu, unggahan itu menjelaskan bahwa ukuran SCP 169 sangat luar biasa besar dan dengan ukuran tersebut SCP 169 tinggal di Samudra Atlantik.
Disebutkan bahwa SCP 169 terus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan sangat lambat.
Hingga saat ini, foto tersebut telah disukai sebanyak 50.155 kali oleh pengguna Instagram lainnya.
Penjelasan Peneliti Bioteknologi Kelautan
Terkait hal itu, peneliti bidang bioteknologi kelautan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Boy Rahardjo Sidharta, mengungkapkan bahwa informasi tersebut tidak benar.
"Tidak pernah ada hewan raksasa seperti yang digambarkan di unggahan Instagram tersebut," ujar Boy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/1/2020).
Boy mengungkapkan, ia sudah melakukan pengecekan di berbagai sumber, termasuk YouTube, situs internet, khususnya scp foundation dan wikipedia, dan google scholar, namun tidak menemukan penjelasan terkait SCP 169.
"Dari situs resmi SCP foundation sendiri muncul kata kunci. Mereka adalah kumpulan orang paranormal, jadi bukan berdasar temuan ilmiah atau dengan dasar ilmu biologi," ujar Kepala Laboratorium Teknobio-Industri, Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini.
Selain itu, situs-situs lain juga menyebutkan bahwa Scp Foundation merupakan komunitas yang berkegiatan pada tema cerita fantastis, bukan ilmiah.
Isu Hoaks
Boy mengungkapkan, unggahan yang ditulis dalam Scp Foundation sudah banyak pengakuan yang diperoleh dari berbagai lembaga termasuk media elektronik di beberapa negara, karena gaya penulisan mereka terbilang 'unik'.
"Saat mendengarkan YouTube-nya, saya sempat terkesima, kok kata-katanya sangat ilmiah dan meyakinkan (padahal konten tidak berlandaskan sumber ilmiah terpercaya)," kata dia.
Oleh karena itu, Boy mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya informasi yang belum jelas kebenarannya, dan banyak-banyak membaca informasi dari sumber yang dapat dipercaya.
Hal tersebut agar masyarakat terhindar dan tidak terpancing dengan isu hoaks.
Menurutnya, isu terkait monster laut banyak menarik perhatian pembaca karena banyak manusia yang belum tahu isi laut secara mendalam.
"Masih banyak yang belum tahu isi laut seperti apa dan apa saja. Jadi, belajarlah tentang laut, banyak membaca, khususnya biologi kelautan," papar dia.
Seperti halnya Loch Ness, monster laut tetaplah menjadi misteri. (Retia Kartika Dewi)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari