Dari lubang tersebut, para peneliti juga mempelajari berbagai hal menarik mengenai bumi seperti tidak adanya transisi dari granit ke basalt dari tiga ke enam kilometer di bawah permukaan bumi.
Sebelumnya, para ilmuwan geologi yang menggunakan gelombang seismik untuk menganalisa kerak bumi menduga adanya jenis batu baru pada kedalaman tersebut.
Namun, para peneliti proyek Kola hanya menemukan lebih banyak granit pada kedalaman tiga hingga enam kilometer.
Ternyata, perubahan yang dideteksi sebelumnya bukanlah perubahan jenis batu, tetapi perubahan susunan kimia dan mineral (metamorfik) pada granit.
Lebih mengejutkannya lagi, para peneliti juga menemukan air di dalam Kola Superdeep Borehole.
Berbeda dengan air tanah, air tersebut berasal dari atom hidrogen dan oksigen yang dikeluarkan oleh batu granit karena tekanan yang luar biasa.
Bryan Nelson dari Mother Nature Network 31 Mei 2014 melaporkan, tapi penemuan yang paling luar biasa dari proyek ini adalah fosil plankton mikrokopis berusia 2 miliar tahun pada batu yang terletak enam kilometer di bawah tanah.
Mikrofosil tersebut berasal dari 24 spesies kuno yang dibungkus dengan senyawa organik dan mampu bertahan di bawah tekanan dan temperatur ekstrim di bawah tanah.