Find Us On Social Media :

Kisah Miras Lokal yang Berjuang Menembus Pasar Global, Dari Cap Tikus Hingga Arak Bali

By Ade S, Rabu, 3 Maret 2021 | 14:38 WIB

Dari Cap Tikus Hingga Arak Bali, Kisah Miras Lokal 'Berlomba' Menembus Pasar Global

"Suplai paling banyak ke Papua banyak. Jadi setiap bulan bisa kirim sebanyak 2 sampai 3 kontainer ke sana," terang Mario yang ditemui Kontan.co.id.

Cap Tikus 1978 mulai merambah pasar di luar Sulawesi Utara pada Februari lalu. Harga ritel Cap Tikus 1978 adalah Rp 80 ribu ukuran 320 ml.

Berkembangnya zaman dan sejak adanya izin, Cap Tikus 1978 memberikan sentuhan yang berbeda dengan inovasi kemasan yang unik.

Desain botol dibuat menarik agar tak kalah dari produk minuman fermentasi dari luar negeri yang sudah lama membanjiri Indonesia.

Baca Juga: Menjijikkan, 8 Pemuda Ini Direndam di Kolam Penuh Sampah Karena Ketahuan Berjudi dan Pesta Miras di Tengah Pandemi Covid-19

Tak hanya desain, inovasi juga dilakukan pada varian rasa. Mario menjelaskan bahwa rencananya bulan depan Cap Tikus 1978 akan merilis rasa terbaru yaitu cap tikus coffee.

"Selain rasa kopi ada juga bartender sachet. Jadi ini model seperti sachet setiap pembelian satu botol gratis satu sachet dengan rasa beda. Ada formula 8 ada rempah-rempah isinya jahe temulawak aren dan lainnya sensasinya anget, seperti jamu. Akan ada 5 varian sachet nanti," sambung Mario.

Dalam satu hari Cap Tikus 1978 mampu memproduksi 5000 botol, suplai ke provinsi sebanyak enam kontainer atau sekitar 12 ribu karton. Satu karton berisi 12 botol cap tikus.

Bahan baku Cap Tikus 1978 sendiri diterangkan Mario didapatkan dari para petani nira yang menyetor ke pabrik.

Baca Juga: Kebiasaan Pesta Miras Oplosan Berujung Maut, Tiga Orang Warga di Lamongan Meninggal Dunia, Teman Korban: 'Saya Pernah Berendam 3 Hari karena Tidak Kuat Menahan Panas'