Bupati Gunung Kidul Pilih Gunakan Kendaraan Buatan Pindad untuk Jadi Kendaraan Dinas, Siapa Sangka Senjata Buatan Pindad Ini Ternyata Juga Pernah Dipesan Amerika

Tatik Ariyani

Penulis

Mobil rantis Maung - ilustrasi senjata buatan Pindad yang mendunia

Intisari-Online.com -Bupati terpilih Gunungkidul, Sunaryanta, bakal gunakan mobil Maung yang merupakan buatan PT Pindad untuk sehari-hari.

Mantan ajudan Menteri Pertahanan itu sengaja memilih Maung karena dianggap cocok dengan kontur daerah yang bakal dipimpinnya.

Setelah dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Gunungkidul, Sunaryanta mencari referensi terkait mobil yang cocok dengan medan perbukitan Gunungkidul.

Dia pun mendengar PT Pindad memproduksi Maung, kendaraan semi militer yang bisa dibeli masyarakat umum.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dengan Maung Bikinan Pindad, Malaysia Bikin Kendaraan Tempur Canggih HMAV 4X4, Sudah Standar NATO dan 'Kebal' Ledakan Ranjau

Melansir Kompas.com, Maung Pindad berkapasitas 2.469 CC dengan enam silinder DOHC 4x4. Untuk mesin, mobil ini menggunakan milik Toyota Hilux.

Mobil itu dipilih karena merupakan produk asli Indonesia. Sunaryanta pun ingin kendaraan produksi anak negeri semakin dikenal.

Selain membuat mobil rantis Maung, Pindad rupanya juga memproduksisenjata yang juga diminati oleh negeri asing.

Bahkan tercatat Indonesia memiliki sebuah senjata yang pernah dipesan oleh negara sekelas Amerika sekalipun.

Baca Juga: Gelontorkan Rp7 Miliar, Menteri Edhy Siap Beli 200 Senapan Buatan PT Pindad, Produsen Senjata Karya Anak Bangsa yang Mendunia, Pernah Kalahkan AK-47 Rusia!

Seperti yang kita tahu, soal menciptakan senjata militer Indonesia memiliki PT Perindutrian Angkatan Darat (Pindad).

Indusstri ini memasok semua kebutuhan yang diperlukan oleh TNI-Polri untuk urusan senjata.

Salah satu senjata militer yang terkenal buatan PT Pindad adalah panser Anoa, senjata militer ini adalah Alutsista buatan PT Pindad yang laris dijual ke Malaysia hingga Oman.

Akan tetapi, bukan panser anoa yang menarik hati Amerika untuk memesannya dari Indonesia.

Namun Alutsista yang berhasil membuat Amerika kesengsem hingga membelinya dari Indonesia ternyata adalah peluru berkaliber 5,56mm.

Menurut sebuah catatan, peluru buatan PT Pindad ini pernah membuat Amerika tertarik.

Pasalnya seperti yang kita ketahui, Amerika adalah negara terdepan soal urusan Alutsista, namun negara sekuat Amerika ternyata pernah memesan senjata dari Indonesia.

Baca Juga: Dikepung Pasukan Amerika dan Prancis di Laut China Selatan, Militer China Panik hingga Kirim 10 Pesawat Pembom dengan Rudal Mematikan, Ternyata Curigai Hal Ini

Peluru ini diekspor dan dibeli oleh banyak negara seperti Singapura, Bangladesh, Filipina dan Amerika Serikat.

Sebelumnya, Singapura adalah negara yang secara khusus berlangganan peluru buatan Pindad ini.

Namun, tahun 2009 tercatat Amerika pernah melakukan transaksi dengan Indonesia untuk membeli peluru berkaliber ini.

Peluru buatan Pindad ini ternyata juga bukan senjata sembarangan, produk ini telah melalui uji kelayakan khusus sesuai standar internasional.

Semua produk Divisi Amunisi lulus dari pengujian standar NATO.

Kemudian juga mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-Internasional Cerification Service Ltd, Inggris pada tahun 1994.

Sementara itu, Indonesia juga telah banyak menelurkan senjata-senjata yang sukses dikirim ke luar negeri, selain Panser Anoa dan Peluru berkaliber.

Baca Juga: Nekad Ingin Buat Pesaing F-35, Eropa Sampai Akan Buat Dua Jet Tempur Siluman Generasi Keenam, Mana yang Lebih Unggul?

Sebut saja pesawat CN 235-MPA yang diekspor ke Korea Selatan pada tahun 2008.

Pesawat itu dikatakan sangat cocok untuk digunakan patroli di perairan.

Sementara itu, di lautan, PT PAL pernah mencipatakan kapal patroli cepat yang sangat lincah dan hebat dalam melakukan manuver.

Kapal ini memiliki kecepatan 30 knot dan bisa mencapai 33 knot, di dalamya ada beragam fitur seperti sistem navigasi, speed log, dan peta elektronik radar.

Kapal ini pernah pesan oleh Timor Leste yang kemudian digunakan untuk melindungi wilayah teritorial laut mereka.

Afif Khoirul M

Artikel Terkait