Penulis
Intisari-online.com - Pada April 2020 lalu, ketegangan antara China dan India semakin memanas di perbatasan yang disengketan kedua negara.
China dituduh melanggar LAC atau garis batas wilayah antara China dan India.
Sehingga India, memobilisasi pasukannya untuk menjaga ketat perbatasan yang disengketakan.
Sejak saat itu ketegangan keduanya memanas, dan santer terdengar bahwa China dan India sudah mulai bertempur dan menewaskan 20 pasukan India.
Kini, diketahui ketegangan tersebut sudah mulai mereda dan hampir sedikit terdengar kabar soal situasi di perbatasan China India.
Namun, belakangan video yang menunjukkan pertempuran antara tentara India dan China di perbatasan yang disengketakan itu beredar luas.
Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (20/1/21), China merilis video yang diyakini sebagai betrokan maut antara China vs India pada Juni 2020.
Dalam bentrokan itu, Beijing sudah mengakui bahwa ada 4 tentara China yang tewas dalam bentrokan itu.
Video tersebut, disiarkan di CCTV stasiun televisi nasional China, merekam pertempuran sengit antara tentara China dan India di lembah Galwan.
India mengatakan 20 tentara negara ini tewas dalam insiden itu.
Menurut CCTV, rekaman menunjukkan kerumunan tentara India terlihat berkali-kali lebih banyak daripada orang China.
Mereka melancarkan serangan pembalasan yang sengit, meskipun seorang komandan China berusaha untuk menyelesaikan perselisihan perbatasan antara 2 negara melalui negosiasi.
Bentrokan itu terjadi setelah 'tentara asing' secara terbuka melanggar kesepakatan yang disepakati antara kedua belah pihak.
"Terlihat secara terang-terangan melanggar batas untuk memprovokasi," menurut CCTV.
Tentara China pada 19 Februari mengonfirmasi, empat tentara negara itu tewas dalam bentrokan perbatasan dengan India.
Ini adalah pertama kalinya Beijing secara terbuka mengakui korban dalam bentrokan paling berdarah antara China dan India dalam lebih dari empat dekade.
Fakta bahwa China mengonfirmasi jumlah korban, setelah lebih dari enam bulan sejak bentrokan, akan membantu dunia.
"Ini akan memahami kebenaran dan siapa yang benar dan siapa yang salah dalam insiden itu," kata Hoa Xuan Oanh, juru bicara kementerian Luar Negeri Cina.
The Global Times, milik People's Daily corong utama China, menegaskan bahwa dengan meninjau semuanya, dunia akan menyadari tanggung jawab adalah milik India.
Analis China yakin pilihan Beijing untuk mempublikasikan video dan korban dari bentrokan di Galwan pada saat ini menunjukkan citranya sebagai "singa yang bijaksana dan baik hati."
Langkah untuk mempublikasikan video dan mengonfirmasi jumlah korban di China diberikan ketika kedua belah pihak menerapkan proses penarikan bertahap.
Ini hasil dari upaya negosiasi multi-babak, yang sudah berlangsung sejak Juni tahun lalu.