Mendukung Israel Genosida Warga Palestina, Mantan Penasihat Trump Ungkap Sosok Mantan Presiden Pernah Ingin Bunuh Presiden Suriah, Padahal Sama Saja Kejamnya

Maymunah Nasution

Penulis

Kondisi Suriah yang mengalami konflik dan perang saudara 9 tahun. Ilustrasi negara paling korup di dunia.

Intisari-online.com -Mantan Presiden AS Donald Trump terkenal memiliki hubungan erat dengan Israel.

Ia sepenuhnya setuju dengan langkah Israel semakin menekan Palestina dan Tepi Barat.

Meski begitu, seorang mantan penasihatnya beberkan jika Trump masih memiliki rasa kemanusiaan juga.

Menurut seorang mantan penasihat, mantan presiden AS Donald Trump berkeinginan membunuh Presiden Suriah Bashar Assad pada 2017.

Baca Juga: Kembali Bergejolak, Israel Serang Suriah dengan Rudal, Sistem Pertahanan Udara Suriah Berhasil Menjatuhkannya

Arab News memberitakan, KT Macfarland, mantan wakil penasihat keamanan nasional, mengatakan Trump bersikeras bahwa dia akan melenyapkan Assad setelah melihat foto-foto serangan gas sarin rezim Suriah terhadap warga sipil.

Berbicara dengan BBC untuk film dokumenter tentang mantan presiden, Macfarland mengatakan dia mengatakan kepada Trump: "Anda tidak bisa melakukan itu.

Dia berkata 'mengapa?' Dan saya berkata 'baiklah, itu adalah tindakan perang'."

Baca Juga: Israel Perlu Khawatir, Akankah Suriah Kembali Bangkit Membangun Kembali Kekaisaran Senjata Kimianya?

Melansir Arab News, pada April 2017, rezim Assad melancarkan serangan gas sarin ke kota Khan Sheikhoun di Suriah barat, menewaskan 90 orang.

Rekaman mengejutkan dari serangan itu dibagikan secara luas secara online sehingga memicu kemarahan yang meluas.

"Saya tahu apa yang dia (Trump) ingin lakukan adalah menghukum Assad dan tidak membiarkan dia lolos begitu saja," jelas Macfarland.

Suriah dan Rusia menyangkal bahwa rezim Assad terlibat dalam serangan itu.

Baca Juga: Jika Bashar al-Assad Sampai Serang Secara Militer AS di Suriah, Rakyatnya akan Tertimpa Bencana Besar

Akan tetapi laporan PBB pada saat itu meyakini bahwa Republik Arab Suriah bertanggung jawab atas pelepasan sarin di Khan Sheikhoun pada 4 April 2017.

Trump akan melanjutkan untuk menanggapi dengan meluncurkan satu-satunya serangan langsung pemerintahannya ke Suriah, dengan menembakkan 59 rudal jelajah ke pangkalan udara Shayrat di Suriah barat.

Lokasi ini disebut-sebut sebagai lokasi dari mana serangan kimia itu diluncurkan.

Menurut laporan 2019 oleh Global Public Policy Institute yang berbasis di Berlin, ada bukti bahwa lebih dari 330 serangan kimia telah diluncurkan sejak konflik Suriah meletus.

Baca Juga: Novichok, Racun Saraf CIptaan Uni Soviet yang Ampuh Lumpuhkan Tubuh, Lebih Kuat dari Gas Sarin

Laporan itu mengatakan 98% dari serangan itu dilakukan oleh rezim Assad, dan sisanya 2% oleh Daesh.

"Kami menduga jumlah sebenarnya mungkin masih jauh lebih tinggi," tambah laporan itu seperti dikutip Arab News.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait