Canggihnya Konsep Perang Baru Israel yang 'Mengoptimalisasi Kinerja Manusia' dengan Memahami Cara Kerja Otak Lewat Neuroplastisitas, Seperti Apa?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Pasukan Pertahanan Israel berussaha menyinkronkan kemampuan dan memodifikasi unitnya.

Konsep baru Israel dimaksudkan untuk mempersiapkan tansformasi sehingga posisi Israel berada di depan rekan-rekannya perihal teknologi. Israel melakukan latihan pertahanan udara terintegrasi berlapis - lapis pertamanya pada bulan Desember 2020, dan perusahaan pertahanan lokal, seperti Rafael Advanced Defense Systems, menggabungkan lebih banyak kecerdasan buatan dan kemampuan pengenalan target otomatis ke dalam platform mereka.

Ketika Israel berbicara tentang manuver multidimensi di medan perang, mereka membandingkannya dengan angkatan bersenjata lainnya.

Baca Juga: Luar Biasa! Awalnya Digunakan untuk Pengobatan Kanker, Ilmuwan Medis Israel Ini Berhasil Temukan Obat Efektif untuk Basmi Virus Covid-19 yang Menular

Misalnya Korps Marinir AS, yang menggunakan beragam platform dan aset, bergerak melampaui gagasan infanteri, lapis baja, angkatan laut dan angkatan udaras sebagai layanan terpisah.

Ini adalah perubahan paling signifikan yang terjadi dengan IDF.

Israel masih merasa kesulitan dengan pendekatan interdisipliner tersebut.

Militer Israel tidak hanya terdiri dari wajib militer tetapi juga pasukan cadangan yang besar, dan IDF berusaha untuk melatih mereka dengan menggunakan doktrin baru dan teknologi terbaru.

Baca Juga: Belum Genap Sebulan Jadi Presiden AS, Joe Biden Sudah Dianggap Remehkan PM Israel, Bagaimana Tanggapannya?

Mereka sekarang fokus pada prajurit individu, memodifikasi pelatihan pejuang perang dan penggunaan teknologi.

Ini bukan tentang melatih pasukan cara menaklukkan bukit tertentu dengan lebih baik, melainkan melihat bagaimana tuntutan teknologi baru telah berubah di medan perang serta.

Salah satu batasan khusus adalah waktu karena tentara bertugas sebagai wajib militer hanya untuk beberapa tahun.

Karena keterbatasan waktu, Israel menggunakan simulator dan teknologi baru untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam permainan perang dan menerapkan temuan tersebut untuk konflik nyata berikutnya.

Baca Juga: Bak Tak Bisa Lihat Gajah di Pelupuk Mata, Pangkalan Militer Israel 2 Kali Dibobol saat Mereka Sibuk Rencanakan Penyerangan ke Iran

IDF menempatkan banyak brigade melalui simulator baru pada tahun lalu, dan menggunakan "Optimalisasi Kinerja Manusia" untuk mengembangkan pelatihan melalui pemahaman neuroplastisitas - metode menggunakan alat untuk memahami cara kerja otak.

Sementara Israel memiliki platform canggih di kapal perang Sa'ar 6 dan jet F-35 yang baru, platform yang dibutuhkan oleh pasukan darat untuk pertempuran di masa depan belum tiba, dan tantangan perang darat berbeda.

Baca Juga: Borong Senjata, Israel Berencana 'Meminang' Alutsista Amerika, Termasuk F-35 dan F-16, Nilainya Rp 126 Triliun

Di tingkat infanteri, militer perlu beradaptasi dengan keterampilan para calon mudanya.

Dengan kata lain, sementara prajurit infanteri masih bertempur dengan senapan, pejuang perang saat ini bergabung dengan tentara dengan pengalaman menggunakan telepon pintar dan teknologi lain yang tidak dikenal oleh para pendahulunya.

Tantangan lain yang dihadapi IDF adalah jumlah korban, seperti yang terlihat dalam perang selama 1960-an dan 1970-an.

Baca Juga: Orang-orang Penting di Israel Ini Disebut sebagai Mata-mata KGB, Semua Dibeberkan dalam Dokumen Rahasia Soviet

Itu berarti IDF menginginkan kemenangan yang menentukan tetapi tanpa jenis kerugian dalam perang 1967, yang membuat Israel kehilangan sekitar 800 tentara.

Israel tahu musuh-musuhnya memahami tantangan ini dan bahwa musuh saat ini tidak menghadapi Israel secara langsung dalam konflik konvensional.

Sebaliknya, militan terkadang menggunakan kompleks bawah tanah dan bertempur di antara warga sipil, berusaha untuk menyerang jaringan terlemah Israel.

Baca Juga: Prediksi Perang Berikutnya antara Israel dan Hizbullah, Akahkah Robot-robot Ini Jadi Pemicu Meletusnya Konflik?

Salah satu solusinya adalah penggunaan teknologi Israel untuk menemukan dan mengekspos musuh.

(*)

Artikel Terkait