Penulis
Intisari-online.com - Bukan rahasia lagi jika Mossad atau agen mata-mata Israel terlibat dalam beberapa kasus pembunuhan.
Meskipun secara rahasia operasi tersebut hampir mustahil diketahui.
Namun, operasi pembunuhan, sabotase, hingg melakukan fitnah adalah salah satu bagian dari operasi Mossad Israel.
Selain itu belakangan terungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Mossad pada akhir tahun 2020 lalu.
Baca Juga: Israel Perlu Khawatir, Akankah Suriah Kembali Bangkit Membangun Kembali Kekaisaran Senjata Kimianya?
Menurut beberapa intelijen Internasional, Israel terlibat dalam pembunuhan salah satu orang besar di Iran ini.
Ia adalah Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan nuklir, yang berita kematiannya sempat hebohkan dunia November 2020 lalu.
Mengutip 24h.com.vn, Kamis (11/2/21)beberapa intelijen Internasional, mengatakan Israel berada di balik pembunuhan itu.
Mereka menggunakan senjata yang diselundupkan dari perbatasan Iran oleh Israel.
Israel secara ilegal mengirim satu ton senjata ke Iran untuk pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh November lalu.
Menurut The Jewish Chronicle surat kabar tertua di dunia Yahudi, yang berbasis di Inggris melaporkan.
Mengutip beberapa sumber intelijen, The Jewish Chronicle mengatakan tim mata-mata yang terdiri lebih dari 20 orang.
Termasuk warga negara Israel dan Iran, melakukan pembunuhan tersebut setelah delapan bulan melacak Fakhrizadeh.
Badan intelijen Israel, Mossad, dikatakan telah menggunakan senjata satu ton yang dikendalikan dari jarak jauh untuk melakukan pembunuhan tersebut.
Senjata itu dibongkar menjadi potongan-potongan kecil untuk menyelinap melintasi perbatasan sebelum dipasang kembali di Iran.
The Jewish Chronicle juga menekankan bahwa senjata itu beroperasi dengan sangat akurat.
Sebagaimana dibuktikan oleh fakta bahwa baik istri Fakhrizadeh dan tim pengawal, serta warga sipil di sekitar lokasi kejadian, terluka.
Pistol yang dijelaskan oleh The Jewish Chronicle juga termasuk bom yang menghancurkan senjata tersebut setelah menyelesaikan pembunuhan.
Menurut sumber ini, AS tidak ikut serta dalam pembunuhan ini.
Sebelum tindakan apa pun dapat dilakukan, Israel hanya memberi sedikit petunjuk kepada Amerika Serikat.
Pada 27 November, Fakhrizadeh terbunuh, lalu Iran segera menuduh Israel berada di balik pembunuhan itu, tetapi pemerintah Israel membantahnya.
Pada 30 November, media Iran mengumumkan bahwa senjata yang digunakan dalam pembunuhan itu dibuat di Israel.
Sisa senjata yang dianggap Teheran terlibat dalam pembunuhan tersebut memiliki logo dan spesifikasi industri militer Israel.
Fakhrizadeh digambarkan oleh Israel dan Barat sebagai "arsitek" untuk program nuklir kontroversial Iran.
Jacob Nagel, salah satu pejabat pertahanan tertinggi Israel, mengatakan bahwa Fakhrizadeh telah mempelajari sejumlah hulu ledak nuklir.
Masing-masing mampu menghancurkan lima kali kekuatan destruktif dari bom yang dilemparkan AS ke Kota Hiroshima (Jepang) pada tahun 1945.
Oleh sebab itu, Fakhrizadeh dianggap orang yang sangat berbahaya bagi Israel, karena bisa mengancam mereka dengan pengetahuan nuklirnya.