Find Us On Social Media :

Diklaim Terbesar di Dunia, China Bangun Anjungan Migas di Laut China Selatan: 'Lebih Banyak yang Akan Dikembangkan'

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 9 Februari 2021 | 07:10 WIB

Xi Jinping

CCG 5402 meninggalkan Hainan pada 30 Oktober melewati rute patroli China biasanya.

Kapal itu berhenti di pangkalan pulau buatan China di Subi dan Fiery Cross Reefs sebelum menuju zona ekonomi eksklusif Malaysia pada 2 November.

Kapal CCG telah bercokol di sana selama beberapa tahun terakhir, difasilitasi oleh pusat logistik terdekat di Spratly.

Pada 10 November, 5402 berpatroli di blok minyak dan gas di sebelah barat Luconia Shoals, melewati Sapura Constructor, sebuah kapal konstruksi lepas pantai yang beroperasi di daerah tersebut.

Baca Juga: Tidak Segan Masuki Perairan Natuna Berulang Kali Asal Bisa Selamat, China Kini Mengemis Kepada Indonesia Agar 25 ABK China di Kapal Tanker Ini Bisa Dipulangkan Segera

Kapal Bunga Mas Lima milik AL Malaysia, telah meninggalkan Sabah sehari sebelumnya, tiba di Luconia Shoals beberapa jam kemudian dan membayangi 5402.

Pada 12 November, 5402 menuju ke timur Luconia Shoals untuk patroli cepat sebelum kembali ke posnya.

Tertarik dengan kedatangan rig jackup baru, Borr Drilling's Gunnlod juga ditarik ke lokasi itu hanya beberapa hari sebelumnya.

Ia terlihat sedang dilayani oleh dua kapal pemasok lepas pantai: Lewek Plover dan JM Abadi.

Baca Juga: AL Malaysia Gelar Latihan Perang di Utara Pulau Kalimantan dan Libatkan Helikopter EC-725 Royal Malaysian Air Force, Apa yang Terjadi?

Citra satelit dari 18 November menunjukkan rig dan JM Abadi beroperasi tanpa gangguan.

Gunnlod beroperasi di blok SK410B, mengeksplorasi gas alam di bawah kontrak dengan PTT Exploration and Production (PTTEP) Thailand.

5402 kembali ke daerah tersebut pada 19 November dan mendekat dalam jarak 3 km dari rig (tempat pengeboran).

Mungkin itu dilakukan untuk menyuruh mereka berhenti melakukan operasi tersebut.

Baca Juga: Salah Kaprah, Dianggap Lebih Baik dari Donald Trump, Justru Anak Buah Pilihan Joe Biden Ini Sudah Punya Rencana Menghukum Turki, Iran: Kami Kutuk!