Pasukan Khusus Wanita Pertama di Dunia, Jegertroppen Norwegia, Jalani Pelatihan yang Keras dari Jelajahi Hutan Belantara hingga Berperang

Tatik Ariyani

Penulis

Pasukan khusus wanita Norwegia Jegertroppen

Intisari-Online.com - Pada 1980-an Norwegia memperkenalkan undang-undang yang membuka semua peran militer bagi wanita.

Norwegia menjadi negara NATO pertama yang memperkenalkan wajib militer wanita.

Namun, yang paling mengangkat profil wanita di militer Norwegia adalah saat pengenalan unit pasukan khusus yang semuanya wanita pada tahun 2014.

Pasukan khusus itu bernamaJegertroppen, yang dikenal dalam bahasa Norwegia, didirikan pada tahun 2014.

Baca Juga: Sudah Mahal-mahal Dilatih Agar Bisa Bertempur di Gurun Maupun Kutub, Pasukan Khusus Jerman KSK Malah Dibubarkan Gara-gara Hal Ini

Melansir NBC News, unit ini dimulai setelah Komando Khusus Angkatan Bersenjata Norwegia melihat adanya peningkatan kebutuhan akan tentara operasi khusus wanita.

Terutama di tempat-tempat seperti Afghanistan di mana pasukan pria dilarang berkomunikasi dengan wanita.

"Ketika (Norwegia) dikerahkan ke Afghanistan kami melihat bahwa kami membutuhkan tentara wanita. Baik sebagai penasihat wanita untuk unit polisi khusus Afghanistan yang kami bimbing, maupunketika kami melakukan penangkapan," kata Kolonel Frode Kristofferson, komandan pasukan khusus Norwegia.

"Kami membutuhkan tentara wanita untuk merawat wanita dan anak-anak di gedung yang kami geledah," tambahnya.

Baca Juga: Tak Beda dari China dengan Tentara Supernya, Rupanya Amerika Pernah Berencana Bikin 'Iron Man' untuk Pasukan Khususnya, Tapi Berakhir Begini

Jadi Norwegia membentuk unit yang semuanyawanita yang dirancang khusus untuk melatih mereka.

"Salah satu keuntungan yang kami lihat dengan unit yang semuanya wanita adalah kami dapat memiliki program yang disesuaikan dan pilihan yang disesuaikan untuk operator wanita," kata Kristofferson.

Salah satu anggota unit tersebut, Tonje yang berusia 22 tahun, mengatakan unit tersebut adalah bukti bahwa wanita dapat melakukan pekerjaan yang sama dengan pria, bahkan di dunia militer yang didominasi pria.

"Kami membawa beban yang sama di ranselsepertitentarapria," kata Tonje, yang tidak memberikan nama lengkapnya karena aturan unit. "Kami melakukan tugas yang sama."

Tugas-tugas di Kamp Terningmoen, sekitar 100 mil sebelah utara Oslo, termasuk terjun payung dari pesawat militer,melakukan ski di tundra Arktik, menjelajahi hutan belantara dan berperang di medan perkotaan.

Dia menambahkan bahwa senjata, ransel, dan perlengkapan lain yang dia bawa dalam perjalanan panjang, memiliki berat lebih dari 100 pon (sekitar 45 kg).

"Saya yang terkecil, jadi saya membawa beban sebanyak yang saya timbangkan," katanya.

Baca Juga: Setelah Normalisasi Hubungan dengan Israel, UEA Tiba-tiba Pangkas Drastis Bantuan ke Palestina Rp726,7 Miliar pada 2020, Ada Apa?

Untuk memenuhi syarat Jegertroppen, pelamar harus berlari sekitar empat mil dengan membawa 60 pon perlengkapan militer dalam waktu kurang dari 52 menit.

Waktu ituhanya tiga menit lebihlama dari rekan pria mereka yang harus melakukan hal yang sama dalam waktu kurang dari 49 menit.

Tonje, yang dibesarkan di sebuah kota berpenduduk sekitar 30.000, mengatakan dia telah tertarik dengan dinas militer sejak dia masih kecil.

"Dan saya tahu bahwa saya ingin melakukan hal terberat yang dapat saya lakukan di militer," katanya. "Ketika Jegertroppen muncul sebagai pilihan, rasanya seperti dibuat untuk saya."

Tiga tahun dalam program khusus wanita, militer Norwegia telah menghitungnya sebagai keberhasilan.

"Kami menyediakannya saat kami membutuhkan tentara wanita dalam operasi di luar negeri," kata Kristofferson.

Selama istirahat dari latihan, Mari (20) menjelaskan bahwa dia bergabung dengan militer untuk mengikuti jejak kakek dan ayahnya.

"Jika saya dibutuhkan, saya pikir ini akan menjadi kesempatan besar untuk melayani negara saya dan juga untuk dapat berkontribusi secara positif dalam lingkungan yang sangat maskulin," katanya.

Baca Juga: Melalui Metode Komputasi, Inilah Prediksi Kapan Pandemi Covid-19 di Dunia Akan Segera Berakhir, Diperkirakan Butuh Waktu Selama Ini Untuk Kembali Normal

"Dengan keterampilan yang kami peroleh tahun ini, saya pikir kami pasti dapat terus mengembangkan mereka dan menjadi tentara yang sangat baik, mungkin sama baiknya dengan para pria."

Komandan mengatakan unit yang semuanya wanita sudah dalam jalur yang sesuai.

Pada latihan, salah satu tentara wanita bahkan mampu menembak lebih baik daripada beberapa pria di peleton elit, kata Kapten Ole Vidar, perwira yang memimpin program pelatihan.

Ia menambahkan bahwa unit wanita juga menunjukkan rasa solidaritas yang lebih kuat di antara para anggotanya.

"Tentarapria melihat bahwa tentara wanita saling membantu, jaditentarapria melakukannya lebih baik dalam hal itu juga," kata Vidar.

Vidar menambahkan bahwa meskipun ada beberapa keraguan pada awalnya, program ini langsung sukses dengan lebih dari 300 pelamar di tahun pertama saja.

Dan persyaratan masuk telah ditingkatkan.

"Para gadis datang dengan persiapan yang lebih baik dari sebelumnya," kata Vidar.

Artikel Terkait