Find Us On Social Media :

Korea Utara Ternyata Gemar Culik Ribuan Orang dari 14 Negara Berbeda, Termasuk Nelayan, Tentara, dan Pelajar, untuk Apa?

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 7 Februari 2021 | 12:14 WIB

Kim Jong Un

Intisari-Online.com - Korea Utara dipandang kerap melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Di Jepang, korban paling terkenal dari perbuatan Korea Utara ini adalah Megumi Yokota.

Dia baru berusia 13 tahun ketika Korea Utara menculiknya pada tahun 1977 dalam perjalanan pulang dari sekolah di kota Niigata, Jepang barat.

Dia dipekerjakan mengajar bahasa Jepang untuk mata-mata Korea Utara.

Baca Juga: Poster Rihanna dan Gretta Thunberg Dibakar Setelah Dukung Protes Petani India, Mengapa India Begitu Murka pada Kedua Tokoh Tersebut?

Megumi-san adalah nama keluarga di Jepang, dan orang tuanya dihormati atas dukungan mereka untuk harapan dikembalikannya Megumi dan orang Jepang lainnya yang diculik Korea Utara pada tahun 1970-an dan 80-an.

Jepang menempatkan 17 orang dalam daftar resmi warga yang diculik oleh Pyongyang, meskipun mereka menduga ratusan lainnya bernasib sama.

Korea Utara memulangkan lima dari mereka yang ada dalam daftar itu pada 2002, setelah pertemuan di Pyongyang antara pemimpin Korea Utara saat itu, Kim Jong Il, dan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi.

Pyongyang mengklaim empat orang lainnya dalam daftar tidak pernah benar-benar memasuki Korea Utara dan delapan lainnya, termasuk Megumi, meninggal di sana.

Baca Juga: Kisah Haji Johannes Cornelis Prince, Desertir Belanda Peraih Bintang Gerilya yang Pernah Dipenjara oleh Nazi, Soekarno, dan Juga Soeharto