Asalkan masih sesuai dengan moral yang diajarkan, maka pendongeng dapat menambahkan atau mengubah cerita atau karakter pada sosok Semar ini, melansir ancient-origins.net.
Demikian pula yang sering kita lihat dalam pertunjukan Wayang Kulit, karakternya bisa dimodifikasi dengan agenda politik atau apa pun yang sedang terjadi pada saat itu.
Tak aneh, bila kita sering kali melihat tokoh-tokoh Wayang yang berusia berabad-abad lampau membahas politik Indonesia saat ini.
Seperti halnya dengan asal usul Semar, misalnya, dia adalah ayah Siwa bahkan cucu Sang Hyang Ismaya.
Lalu, ketika Islam menyebar di Indonesia, asal usul Semar disebutkan sebagai cucu Adam, manusia pertama.
Sebagai punggawa, Semar diakui sebagai saudara Pandawa termuda, yaitu punggawa Sahadewa.
Namun, banyak orang melihatnya sebagai punggawa pangeran Rama dari kisah Ramayana atau salah satu Pandawa bersaudara dari kisah Mahabharata.