Gara-gara Ulah China, Taiwan Batal Jalin Kesepakatan dengan Guyana

Tatik Ariyani

Penulis

ilustrasi perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan

Intisari-Online.com - Sejak lama, hubungan China dan Taiwan tak pernah baik.

China menganggap Taiwan sebagai bagian darinya, sementara Taiwan bersikeras menjadi negara yang merdeka.

Pada hari Jumat, Taiwan menyalahkan China atas keputusan Guyana mencabut kesepakatan bagi pulau itu untuk membuka kantor perwakilan di negara Amerika Selatan itu.

Taiwan mengatakan pihaknya telah mencoba tanpa hasil untuk membuat Guyana berubah pikiran.

Baca Juga: Merinding, Surat Kabar China Ini Bocorkan 6 Rencana Perang China Dalam 50 Tahun ke Depan, Di Antaranya Sudah Mulai Terbukti Hari Ini!

Padahal, Taiwan telah memulai aktivitas awal di kantor tersebut, yang berlaku sebagai kedutaan de facto, bulan lalu.

Hubungan bilateral itu disambut positif oleh Washington dan dikutuk oleh Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri tanpa hak untuk hubungan antar negara.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan bahwa karena tekanan China, Guyana secara sepihak memutuskan mundur dari kesepakatan, dan Taiwan menyatakan penyesalan yang dalam karena tidak dapat membatalkan keputusan tersebut.

"Kami mengungkapkan ketidakpuasan dan kecaman terkuat kami terhadap pemerintah China sekali lagi menindas dan menekan ruang internasional Taiwan dan partisipasi Taiwan dalam urusan internasional," kata kementerian Taiwan.

Baca Juga: Laut China Selatan Kian Memanas, Mendadak Jet Tempur ChinaMelakukan Serangan Rudal ke Kapal Induk Amerika, Benarkah Perang Dunia 3 Dimulai?

Upaya berkelanjutan China untuk mengisolasi Taiwan di arena internasional bertentangan dengan pernyataan para pemimpinnya bahwa mereka menentang penindasan dan bahwa "tidak seorang pun dengan tangan tebal dan tinju besar yang memiliki keputusan akhir", tambahnya.

“Cara pemerintah China mengatakan satu hal dan melakukan hal lain hanya akan menyoroti sifat jahatnya dan mengasingkan orang di kedua sisi Selat Taiwan.”

China secara bertahap mengurangi jumlah negara yang masih mempertahankan hubungan diplomatik formal dengan Taiwan.

Saat ini hanya 14 negara dan hampir semua negara berkembang termasuk Haiti, Nikaragua dan Nauru kecil di Pasifik.

Baca Juga: Meski Perpanjang Perjanjian Senjata Nuklir dengan Rusia, Biden Tetap Tegaskan ke Putin Era AS Tunduk ke Rusia Sudah Berakhir

AS sangat prihatin atas upaya China untuk merebut sekutu Taiwan di Amerika Latin dan Karibia, wilayah pengaruh tradisional Washington.

Pada 2018, AS menyerang keputusan El Salvador untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan mendukung China.

AS mengatakan perubahan itu menjadi perhatian besar Washington.

Selain itu, AS juga memperingatkan bahwa China menawarkan bujukan ekonomi untuk mencari dominasi.

Artikel Terkait