TNI AL Kirim 2 Dua Kapal Perang Berangkat ke Luar Negeri, Apa Misi yang Diemban dan Seperti Apa Spesifikasi Kapal Perang yang Dibeli dari Inggris Ini?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Pada hari Jumat, 29 Januari 2021, dua kapal angkatan laut Indonesia, KRI Bung Tomo-357 dan KRI John Lie-358, mengikuti upacara pemberangkatan yang diadakan di terminal JICT II Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

KRI Bung Tomo-357 akan mengikuti AMAN 21 multinational exercise di Pakistan, dan KRI John Lie-358 akan melakukan pelayaran muhibah atau kunjungan pelabuhan ke Brunei Darussalam.

Seperti apa KRI Bung Tomo ini? Mari mengenalnya lebih dekat.

KRI Bung Tomo-357 merupakan kapal perang yang dibeli dari Inggris oleh TNI Angkatan Laut pada tahun 2013 lalu. Penamaan Bung Tomo baru dilakukan pada 4 Desember 2014 bersamaan dengan KRI Usman Harun.

Baca Juga: Sok-sokan Pinjamkan Uang demi Jadi Negara Adidaya, Kini China Kena Batunya, Uang Tak Kembali hingga Buat Rakyat ChinaJadi Korban Gegara Ulah Pemerintahannya Sendiri

Nama Bung Tomo yang dijadikan sebagai nama kapal yang bermarkas di Pangkalan Armada Timur, Tanjung Perak, Surabaya, itu didasari karena kegigihan Bung Tomo.

Bung Tomo yang lahir di Surabaya ini terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

KRI Bung Tomo memiliki panjang 95 meter, lebar 12,7 meter, dengan berat 2.300 ton.

Dengan kemampuan mesin 4 x MAN 20 RK270 diesel, kapal ini memiliki kecepatan 30 knot.

Baca Juga: Arab Saudi Terancam Kehilangan Posisinya Sebagai Sahabat Karib AS di Timur Tengah, Negara yang Baru Berdamai dengannya Awal Tahun Ini Calon Penggantinya

Jumlah personel

KRI Bung Tomo-357 memiliki jumlah ABK 85 prajurit, dengan rincian perwira 17 orang, bintara 40 orang, dan tamtama 28 orang.

ABK KRI Bung Tomo, Serka Raden, mengungkapkan, dalam misi pencarian AirAsia, setidaknya ada enam orang yang diturunkan dalam satu kali pencarian.

Dalam operasi pencarian, mereka akan menaiki satu unit kapal sekoci yang bergerak mendekati obyek temuan KRI Bung Tomo.

Baca Juga: Kamp Kontra-Terorisme, Saat Israel Jadikan Aksi Kekerasannya Terhadap Warga Palestina Sebagai Ajang Atraksi untuk Para Turis

Para personel ini tak hanya ahli menggunakan sistem persenjataan yang ada di badan kapal, tetapi juga mahir menyelam sehingga saat operasi SAR dilakukan, ABK dari KRI Bung Tomo juga melakukan penyelaman untuk mencari badan pesawat dan jenazah lain.

Namun, ternyata badan pesawat diperkirakan berada di kedalaman lebih dari 30 meter.

Sistem persenjataan

Baca Juga: Memangsa 300 Manusia, Inilah Gustave, Buaya Raksasa yang Tak Pernah Bisa Dilumpuhkan Meski Diserbu dengan AK47

Berdasarkan situs TNI Angkatan Laut, persenjataan KRI ini cukup canggih dengan didukung oleh platform system yang baik, di antaranya, radar navigasi, radar surveillance untuk mendukung pengamatan udara, serta radar tracker senjata untuk mengendalikan arah dan elevasi secara akurat terhadap sasaran meriam 76 mm otomelara super rapid gun (OSRG) dan 30 mm di lambung kanan dan kiri kapal yang dapat berperan sebagai ciws (close in weapon system) jika ada bahaya udara mengancam kapal tersebut.

Kelengkapan sistem sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (electro optical tracker system) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh kamera video yang ada.

Baca Juga: Mata-mata Israel Ali Cohen Tertangkap Basah Selama Transmisi, Dunia Spionase Kini Temukan Terobosan Teknologi untuk Mengirim Pesan Rahasia Tanpa Risiko?

Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara komputerisasi oleh IPMS (integrated platform manajemen system) sehingga jika ada kerusakan atau failure pada salah satu sistem kapal akan terdeteksi secara dini. Secara rinci, kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam oto melara 76 mm, 2 meriam MSI defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air.

Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.

Sistem sonar

Baca Juga: Kala TKW Indonesia dan Vietnam 'Diminta' Kim Jong-Un Membunuh Saudaranya Sendiri, Rincian Pembunuhan Elit Korea Utara Kim Jong-Nam Terkuak Lewat Film Dokumenter Ini

Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut Yayan Sofyan mengungkapkan, kapal dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, yaitu sonar.

Dengan sistem ini, KRI Bung Tomo mendapatkan deteksi struktur yang sangat rapi di bawah laut tetapi perlu observasi lebih lanjut.

Baca Juga: Meski Berpakaian Lapis Baja, Pelindung Tubuh Tidak Akan Menyelamatkan Anda Dari Senapan Sniper SVDK Mematikan dari Rusia

(*)