Disepelekan Pada Saat Donald Trump Menjadi Presiden AS, Pejabat Amerika Ini Justru Sangat Disegani Oleh Joe Biden, Bahkan Gajinya Melebihi Presiden AS, Siapakah Dia?

Afif Khoirul M

Penulis

Fauci dikatakan menjabat sebagai penasihat medis tertinggi di Gedung Putih dengan gaji mencapai 417.608 dollar AS (Rp5,8 miliar) pada tahun 2019.

Intisari-online.com - Beberapa pekan lalu, kita mendengar hampir sebanyak 28 pejabat Amerika dari pemerintahan Donald Trump diberedel dari jabatannya pada masa Joe Biden.

Sebaliknya, ada beberapa pejabat yang kurang terkenal di era Donald Trump justru amat disegani oleh Joe Biden.

Termasuk pejabat Amerika satu ini, yang ternyata sangat dihormati oleh Joe Biden di Gedung Putih.

Padahal sebelumnya, dia sama sekali tidak diperhatikan atau tidak populer pada masa pemerintahan Donald Trump.

Baca Juga: Pelantikan Joe Biden Sudah Kelewat, Tetapi Amerika Masih Kerahkan 7.000 Tentaranya Untuk Menjaga Washington DC, Apa Masih Ada yang Ditakutkan AS Saat Ini?

Menurut 24h.com.vn, pada Rabu (27/1/21), pejabat tersebut adalah Anthony Fauci.

Menurut Forbes, bahkan Fauci sendiri sebenarnya memiliki gaji lebih besar ketimbang presiden Amerika di Gedung Putih.

Fauci dikatakan menjabat sebagai penasihat medis tertinggi di Gedung Putih dengan gaji mencapai 417.608 dollar AS (Rp5,8 miliar) pada tahun 2019.

Sebagai perbandingan gaji Donald Trump dan Joe Biden hanya 400.000 dollar AS atau sekitar Rp5,6 miliar.

Baca Juga: Sungguh Pilu! Harus Tinggalkan Gedung Putih karena Tak Lagi Menjabat Presiden, Bermaksud Pulang Kampung, Donald Trump Malahan Disambut dengan Spanduk Bertuliskan Tak Mengenakkan Ini!

Meskipun pada saat Donald Trump menjabat sebagai presiden dia mengaku tidak pernah mengambil gajinya sendiri.

Dengan gajinya tersebut,Anthony Fauci, adalah direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, saat ini adalah pejabat dengan gaji tertinggi dari 4 juta pegawai pemerintah AS.

Dari 2010 hingga 2019, Tuan Fauci menerima gaji sekitar 3,6 juta dollar AS (Rp50 miliar).

Fauci juga dapat menerima kenaikan gaji karena kontribusinya dalam mengatasi Covid-19 di AS dan sudah lama menjadi pejabat pemerintah.

Dia memasuki Gedung Putih untuk bekerja dalam memerangi epidemi AIDS sejak tahun 1980-an di bawah Presiden Ronald Reagan, hingga saat ini.

Fauci telah melayani 7 generasi presiden AS dan telah menerima rasa hormat dan cinta dari masyarakat.

Gaji Fauci 2 kali lebih tinggi dari gaji para senator dan senator AS 174.000Dollar AS (sekitarRp2,4 miliar/tahun).

Baca Juga: Pelantikan Joe Biden Sudah Kelewat, Tetapi Amerika Masih Kerahkan 7.000 Tentaranya Untuk Menjaga Washington DC, Apa Masih Ada yang Ditakutkan AS Saat Ini?

Ketua DPR Nancy Pelosi adalah senator AS yang menerima gaji tertinggi dengan 223.500Dollar AS/tahun (Rp3,1 miliar).

Jenderal militer AS bintang 4 menerima gaji jauh di bawah Tuan Fauci, hanya 268.000 Dollar AS/tahun (Rp3,7 miliar).

Di bawah Presiden Biden, Fauci dikatakanlebih baik daripada saat bekerja dengan Trump.

Hubungan Penasihat Medis Senior Gedung Putih dengan mantan Presiden Trump dikatakan "datar tapi tidak puas".

Fauci bahkan berulang kali tidak ragu-ragu berbicara bertentangan dengan pandangan Trump tentang Covid-19.

"Saya hanya bisa mengatakan: Ya ampun, ini sangat buruk," kata Fauci ketika ditanya tentang ide menyuntikkan disinfektan untuk membunuh Covid-19 yang diluncurkan Trump pada April tahun lalu.

"Banyak orang mendengarkan Trump dan mulai melakukan hal-hal bodoh," tambah Fauci.

Baca Juga: IJN Yukikaze, Kapal 'Ajaib' Jepang yang Tak Pernah Tenggelam, Tapi Justru Korbankan Banyak Nyawa di Sekitarnya

Trump kemudian mengoreksi bahwa idenya hanya "ironi" bagi media.

"Berulang kali saya diancam karena kesediaan saya untuk menentang Trump. Seseorang pernah mengirimi saya paket yang tampak seperti bubuk dinamit. Namun, itu hanya bubuk yang tidak berbahaya. Keluarga saya sangat khawatir," kata Fauci.

Fauci segera setuju untuk terus menjabat sebagai Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular ketika Presiden Biden bertanya.

Selama konferensi pers pada 21 Januari, Fauci mengatakan dia merasa "nyaman" ketika Trump meninggalkan Gedung Putih.

"Mulai sekarang saya bisa fokus pada sains untuk menghadapi epidemi, tidak lagi khawatir tentang ancaman di bawah Trump," kata Fauci.

Artikel Terkait