Penulis
Intisari-online.com -Rangkap jabatan sudah sering dilakukan di pemerintah.
Namun tidak ada yang mengalahkan banyaknya rangkap jabatan yang dilakukan oleh Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Nama Luhut Binsar Pandjaitan muncul sebagai kandidat tunggal calon Ketua Umum PB PASI (Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) 2021-2025.
Luhut besar kemungkinan besar bakal menjadi Ketua Umum PB PASI yang baru mengingat dia mendapat banyak dukungan dan akan menang secara aklamasi.
Melansir Antara News, 31 pengurus provinsi (pengprov) menyatakan dukungan untuk menteri yang sempat merangkap menjadi Menteri ESDM dan menjadi Menteri Perhubungan Ad Interim.
"Calon ketua umum mengerucut pada satu nama yaitu Menko Luhut, dengan 31 pengprov sudah menyatakan dukungannya.
"Jadi kemungkinan pemilihan hari Senin (25/1/2021) akan berlangsung secara aklamasi," kata Hendri saat dihubungi Antara.
Adapun jumlah pengprov yang memiliki hak suara yakni sebanyak 34 pengurus.
Sehingga, masih ada tiga lainnya yang belum menyatakan dukungan.
"Kalaupun ada yang abstain atau tidak memberi suara hingga penutupan (munas), Menko Luhut tetap jadi Ketum karena dukungannya melebihi 50 persen suara plus satu," kata Hendri menjelaskan.
Pemilihan ketua umum ini akan menjadi babak baru bagi perjalanan dan proyeksi prestasi di bidang atletik nasional ke depan.
Sebelumnya PB PASI dipimpin oleh Bob Hasan, yang aktif menjabat sejak 1979 hingga meninggal dunia pada 2020.
Selama 41 tahun Bob Hasan, atletik Indonesia menuai banyak prestasi baik di tingkat regional hingga dunia.
Oleh karena itu, Luhut Binsar Pandjaitan dituntut untuk bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi atletik Indonesia di kancah dunia.
"Luhut dinilai cocok memimpin PB PASI. Selain memiliki pengalaman memimpin organisasi olahraga yaitu FORKI," kata Sekjen PB PASI Tigor Tanjung dalam keterangan resminya, Minggu.
'Mr Fixit'
Kinerja Luhut begitu memukau terlebih setelah kunjungannya ke Gedung Oval bertamu dengan Donald Trump tahun lalu.
Luhut kala itu berhasil mendapatkan pendanaan 2 miliar Dolar AS untuk dana kesejahteraan kedaulatan pertama Indonesia.
Bagi AS, dukungan finansial itu jelas diperdebatkan.
Namun bagi Indonesia, episode itu telah berhasil membuat kesepakatan politik terkemuka di Asia Tenggara.
Dan kesepakatan itu berhasil dilakukan oleh Menteri Luhut, yang sering isebut menteri segala urusan dari Joko Widodo.
Mengutip Financial Times, pekerjaan Luhut sangat banyak, dari mengumpulkan dana untuk dana kesejahteraan kedaulatan sampai mengkoordinasi salah satu program vaksinasi terbesa dunia, sosok Luhut kini sudah mendapat julukan tuan pembenah.
"Jokowi masih menjadi tokoh politik utama di istana dan aktivitas kabinet," ujar eksekutif direktur lembaga penelitian CSIS Indonesia Philips Vermonte.
"Namun Luhut adalah pembenah, pelaku. Apapun tugas yang diberikan kepadanya, ia berhasil laksanakan semua."
Luhut dulunya adalah anggota komando pasukan khusus (Kopassus) yang terlibat dalam serangan Timor Leste bersama Soeharto.
Ia masih sering menceritakan bagaimana mereka menyerang Dili kala itu.
Luhut menjadi Jenderal dan menjadi menteri setelah Indonesia laksanakan reformasi tahun 1998, sebelum meninggalkan politik untuk membangun bisnis.
Ia adalah sosok yang tertarik dengan kayu, properti, minyak kelapa sawit, tambang batubara dan energi.
Tahun 2008 ia bertemu Jokowi dan membantunya membiayai kampanye presiden tahun 2014, kemudian 2 tahun berikutnya saat ia memegang posisi menteri tambang dan energi, ia menjual perusahaan Toba Bara untuk perusahaan di Singapura yang pemiliknya juga masih rahasia.
Kini dengan presiden AS baru, Luhut dianggap bisa tetap menjaga hubungan bilateral yang baik lagi.
Namun, kecil kemungkinan ia akan menjabat menjadi presiden Indonesia, karena penduduk Indonesia kecil kemungkinan memilih pemimpin Kristen.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini