Sedangkan kerabat dekat mereka dari Asia mengikutinya pada 4 juta tahun kemudian.
Rinkhal sulit dijelaskan, tetapi kemampuan menyemburkan bisa telah terpisah dari kobra meludah lainnya pada lebih dari 17 juta tahun yang lalu.
Berdasarkan analisis racun pada bisa ular kobra tersebut, peneliti mengungkapkan bahwa penampilan mereka tampak memiliki lebih banyak kesamaan satu sama lain, daripada kerabat yang tidak meludah.
Kecuali kandungan racun neurotoksik pada spesies ular kobra Naja philippinensis.
Efek kimia pada racun yang menyakitkan juga telah diuji dengan menggunakan jaringan dan saraf yang hidup.
"Kami menguji bagaimana komponen racun memengaruhi saraf penginderaan rasa sakit dan menunjukkan bahwa kobra yang meludahkan racunnya menyebabkan rasa sakit yang lebih efektif dibandingkan kobra yang tidak meludah," kata ahli saraf Irina Vetter dari University of Queensland, Australia.
Selain itu, dari jumlah hasil menunjukkan kobra meludah dan rinkhal menggunakan kembali racun dan taring mereka secara independen, berubah menjadi mekanisme pertahanan yang mampu mengurangi ancaman dari predator besar.
Namun, peneliti tidak bisa memastikan predator besar yang dimaksudkan.
Baca Juga: Kucing Tiga Warna; Fakta Menarik Kucing Calico, Ini Pola Warna Bulu!