Tak Terima dengan Kematian, Suami Ini Simpan Jasad Istrinya Selama 4 Tahun di 'Kulkas,' Percaya China Punya Teknologi Menghidupkan Orang Mati di Masa Depan

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Gui Junmin

Intisari-Online.com - Matahari terbenam jauh di atas kota Jinan, Provinsi Shandong, China.

Di jalan, seorang pria bernama Gui Junmin tengah berjalan kaki dengan kakinya yang belum pulih dari sakit.

Dia beru usai menjalani operasi tulang belakang dan sekarang caranya berjalan lebih lambat dari orang normal.

Setelah sampai di rumah, Gui biasa langsung membuka kulkas.

Baca Juga: Pantas Inggris Punya Nyali Merusuh China, Ternyata Mereka Simpan Senjata yang Bisa Hancurkan Negeri Panda, Amerika dan Rusia Saja Ketakutan

Suhu dingin -18 derajat celsius yang berhembus ke wajahnya, mengingatkannya pada istrinya Zhan Wenlian.

Yakni istri tercintanya yang telah meninggal hampir 4 tahun yg lalu.

Tapi, Gui tidak pernah menggunakan kata 'kematian,' melainkan: istrinya sedang tidur.

Faktanya, Gui tidak berbohobg, dia tahu betul bahwa istrinya sedang 'tidur' dalam botol nitrogen cair 2.000 liter, pada suhu -198 derajat celsius.

Baca Juga: Peristiwa Paling Mematikan dalam Sejarah Amerika, dari Serangan Pearl Harbor, Epidemi HIV/AIDS, Hingga Pandemi Covid-19

Ini bukan film fiksi ilmiah, saat ini ratusan orang di seluruh dunia telah mengawetkan jenazah dengan metode pembekuan.

Ini dilakukan dengan harapan untuk dihidupkan kembali di masa depan.

Zhan Weinlan menjadi yg pertama untuk ini.

Pada 2015, han ditemukan mengidap kanker paru stadium akhir.

Baca Juga: Hadiah China untuk pelantikan Biden adalah Teori Konspirasi Asal-usul Covid-19 di AS, Ada Apa dengan Pangkalan Medis Fort Detrick?

Gui tidak mempercayainya, bagaimana bisa seorang wanita yang masih melakukan 50 push-up bulan lalu bisa terserang penyakit seperti itu.

Di bangsal pasien kanker, wajah semua orang suram.

Pada 2016, sel kanker bermetastasis di otak.

Dua bulan kemudian, Zhan berkata ingin menyumbangkan tubuhnya setelah meninggal.

Baca Juga: Mengaku Sebagai Pejabat Termiskin di Kongres, Joe Biden Kini Jadi Malah Presiden di AS, Memang Berapa Gaji Menjadi Presiden AS Sebenarnya?

Dalam ingatan Gui, Zhan tidak pernah hidup untuk dirinya sendiri.

"Dalam benaknya hanya ada orang lain."

Gui dan Zhan saling mencintai selama bertahun-tahun.

Di masa mudanya, Gui berhenti dari pekerjaannya di kota lain untuk pergi ke Shandong karena cintanya pada Zhan.

Baca Juga: Baru Saja Tinggalkan Gedung Putih, Trump Sudah Diancam Iran Tentang Balas Dendam yang Tak Bisa Dihindari

Selama bertahun-tahun, di dalam hatinya, Zhan selalu menjadi istri yang periang dan antusias.

Pagi-pagi sekali tanggal 8 Mei 2017, Zhan menghembuskan napas terakhirnya, detak jantungnya berhenti.

Setelah 55 jam operasi, Zhan akan dimasukkan ke dalam tangki nitrogen cair dan Gui diizinkan untuk bertemu istrinya untuk yang terakhir kali.

Saat itu, dia hanya merasa istrinya tidur lelap.

Baca Juga: Tidak Hanya Titanic, Inilah 10 Bangkai Kapal Paling Terkenal yang Sempat Jadi Perburuan para Pemburu Harta Karun

Sejak itu, kehidupan Gui berbeda.

Untungnya, laboratorium tempat jenazah Zhan berada hanya sekitar setengah jam berkendara dari rumah Gui.

Gui sering ke sini, duduk dan menyanyikan 'I Only Care About You' yang paling disukai istrinya.

Baca Juga: Saat Waktunya Tepat: Senjata Nuklir Israel Bisa Menghancurkan Seluruh Timur Tengah

(*)

Artikel Terkait