Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran Terbaru, Peringkat Israel Menurun dan Kini Tengah Dibuat Ketar-ketir Soal Kekuatan Nuklir Musuhnya

Khaerunisa

Penulis

ilustrasi perbandingan kekuatan militer Israel dan Iran.

Intisari-Online.com - Seperti apa perbandingan kekuatan militer Israel dan Iran terbaru?

Global Firepower telah merilis peringkat kekuatan militer terbaru.

Rupanya, Iran masih menduduki peringkat ke-14, sementara peringkat kekuatan militer Israel menurun.

Kini, Israel menduduki peringkat ke-20, sementara tahun lalu Negeri Yahudi ada di peringkat ke-18.

Baca Juga: Sehari Menjadi Presiden AS, Joe Biden Sudah Buat Israel Ketar-ketir, Rencananya Ini Bisa Jadi Bumerang Bagi Negeri Yahudi Tersebut

Peringkat kekuatan militernya semakin menjauhi sang musuh, bagaimana dengan perbandingan kekuatan tiap sektornya?

Di sektor laut, armada militer Iran unggul dengan total aset 398.

Tercatat Angkatan Laut Teheran memiliki 29 kapal selam, 6 fregat, 3 korvet, dan 20 patroli.

Sedangkan sektor laut hanya Israel memiliki total aset 65.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Joe Biden Bentuk Pemerintahan Baru, Bagaimana Tanggapan Israel?

Dilaporkan Angkatan Laut Negeri Yahudi memiliki 4 korvet, 5 kapal selam dan 48 patroli.

Di sektor darat, Iran memiliki 3.709 tank, 8.500 kendaraan lapis baja, 770 artileri self-propelled, 2.108 artileri lapangan, dan 2.475 proyektor roket.

Dibanding Israel yang memiliki 1.650 tank, 7.500 kendaraan lapis baja, 650 artileri self-propelled, 300 artileri lapangan, dan 100 proyektor roket.

Beralih ke sektor udara, militer Iran dibekali 161 pesawat tempur, 23 pesawat serangan khusus, 85 angkutan, 9 misi khusus, 6 armada tanker, 99 helokopter, 12 helikopter serang, dan 96 pelatih.

Baca Juga: Masih Timbulkan Masalah Meski Tak Lagi Jadi Presiden, AS Terpaksa Jalankan Taktik Perang Saat Trump Pergi dengan 'Bola Nuklir' Masih Bersamanya

Sedangkan Israel memiliki 241 pesawat tempur, 23 pesawat serangan

khusus, 15 angkutan, 23 misi khusus, 11 armada tanker, 128 helikopter, 48 helikopter serang, dan 154 pelatih.

Untuk personel militer aktifnya, Israel mengalami sedikit penambahan dan kini jumlahnya 525.000 tentara.

Sedangkan personel aktif Israel tercatat masih sama dari tahun sebelumnya, yaitu 170.000 personel.

Soal keuangan, lagi-lagi Israel memiliki anggaran pertahanan yang lebih besar meski militernya lebih kecil.

Baca Juga: Segudang Manfaat Pijat Refleksi, Anda Bisa Gunakan untuk Sembuhkan Ini

Diperkirakan anggaran pertahanan Israel sebanyak 16,6 miliar dolar AS, sedangkan Iran 14,1 miliar dolar AS.

Menurut Global Firepower, Israel juga menunjukkan perbandingan tren tahunan menurun, sedangkan Iran netral.

Selain peringkat kekuatan militernya menurun, Israel juga tengah dibuat ketar-ketir oleh musuhnya itu.

Setelah AS keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015 di bawah Pemerintahan Donald Trump, diketahui Iran memperkaya uraniumnya hingga kemurnian 20 persen, meski AS juga kembali menjatuhkan sanksi.

Baca Juga: Kini Beranggotakan 10 Negara, Ini Negara-negara Pertama yang Menjadi Anggota ASEAN, Timor Leste Masih Ditolak

Israel menjadi salah satu penentang Kesepakatan Nuklir Iran tersebut, bahkan membuat hubungannya dan AS merenggang.

Namun, kini pemerintahan baru AS punya rencana untuk bergabung kembali dalam kesepakatan tersebut jika Iran kembali mematuhi kesepakatan terlebih dahulu.

Di sisi lain, Iran punya syaratnya sendiri. Mengutip timesofisrael, Iran telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan kembali mematuhi JCPOA sampai AS mencabut sanksi terhadap Teheran.

Hal itu pun kembali mendapat penentangan Israel. Menurut berita Channel 12, peringatan datang dari 'seorang pejabat sangat senior Israel'.

Baca Juga: Masih Timbulkan Masalah Meski Tak Lagi Jadi Presiden, AS Terpaksa Jalankan Taktik Perang Saat Trump Pergi dengan 'Bola Nuklir' Masih Bersamanya

Ia mengatakan, "Jika Biden mengadopsi rencana Obama, kami tidak akan membicarakan apa-apa dengannya."

Komentar itu muncul hanya sehari setelah calon Biden untuk menteri luar negeri Antony Blinken berjanji kepada para senator pada sidang konfirmasi bahwa dia akan terlibat dengan Israel dan sekutu Arabnya sebelum masuk kembali ke JCPOA (kesepakatan nuklir Iran).

Duta Besar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk AS Ron Dermer telah meminta Biden untuk melakukan hal itu beberapa minggu sebelumnya.

Perdana menteri diyakini mendukung pendekatan yang lebih konfrontatif untuk menangani rencana Biden untuk masuk kembali ke JCPOA.

Baca Juga: Sambil Terang-terangan Sindir Trump, Biden Beri Peringatan Keras Kepada Stafnya Agar Tak Lakukan Hal Ini

Namun, yang lain di lembaga keamanan berpendapat bahwa akan lebih baik untuk mencoba dan menjaga perselisihan dengan pemerintahan baru Amerika di balik pintu tertutup dan mencoba mempengaruhi.

Para penentang kesepakatan nuklir Iran sendiri berpendapat bahwa kesepakatan tersebut hanya menunda program nuklir Iran tetapi tidak akan mencegah Teheran mendapatkan kemampuan nuklir.

Dan bahwa perilaku angkuh rezim di kawasan itu sejak kesepakatan ditandatangani membuktikan bahwa itu bukan negara yang dapat dipercaya.

Selama ini, Iran mengklaim bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai, namun, Israel tidak percaya atas klaim tersebut.

Baca Juga: Bikin Belanda Tak Berkutik! Inilah Aksi Pemboikotan Ratusan Kapal Belandadi Australia Tahun 1945, Bukti Dukungan Tetangga terhadap Kemerdekaan Indonesia

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait