Mereka adalah Gary Cunningham, Brian Peters, Malcolm Rennie, Greg Shackleton dan Tony Stewart.
Dikatakan bahwa militer Indonesia, khususnya Yunus Yosfiah dan Cristoforo da Silva, membunuh para pemuda ini untuk mencegah mereka menyebarkan informasi tentang invasi tersebut.
Delapan investigasi telah diadakan sejak itu. Yang terakhir adalah pemeriksaan koroner di Sydney pada 2007, dan temuannya diserahkan kepada Polisi Federal Australia.
Namun, tujuh tahun kemudian, pada Oktober 2014, AFP membatalkan penyelidikan, dengan alasan tantangan yurisdiksi dan bukti yang tidak cukup.
Baca Juga: Viral Kesepakatan Prabowo dengan Prancis, Ini Daftar Alutsista yang Siap Diboyong Indonesia
Tidak ada yang dimintai pertanggungjawaban atas pembantaian jurnalis tersebut.
Susan mengatakan bahwa sampai hari ini, dokumen yang relevan ditolak untuk dibuka pada publik Australia, mengabaikan aturan tiga puluh tahun deklasifikasi dokumen pada umumnya.
Penolakan tersebut menurutnya menyembunyikan sejauh mana sebenarnya Australia mengetahui tentang invasi tersebut, dan menghindari untuk menyinggung Indonesia karena takut akan dampak ekonomi atau politik.
Tindakan penolakan tersebut dibuat atas dasar melindungi "keamanan nasional". Meski begitu, menurutnya warga Australia menunjukkan ketidakpercayaan pada pemerintah baik dalam kekejaman Balibo Five maupun invasi Timor Timur.