Penulis
Intisari-online.com - Pada akhir tahun 2020, Indonesia menemukan sebuah drone bawah air yang diduga adalah milik militer China.
Hal itu mengindikasikan China telah melakukan suatu tindakan yang tidak diketahui oleh Indonesia.
Menurut sebuah laporan, dikutip dari 24h.com.vn, pada Jumat (15/1/21), China juga diduga telah mengirimkan kapal penelitian ke wilayah Indonesia.
Reuters mengutip dari pejabat Indonesia, pada Kamis (14/1), mengatakan kapal Xiang Yang 03 Tiongkok, diidentifikasi menembus perairan Asia Tenggara.
Dengan melakukan manifestasi tak biasa pada Rabu (13/1).
Kolonel Wisnu Pramadita, Juru Bicara Badan Keamanan Laut Indonesia (Bamkala), mengatakan Indonesia menduga kapal itu melakukan operasi ilegal di selat Sunda.
Wilayah yang merupakan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) bagi Indonesia.
China memasuki wilayah itu dengan mematikan sistem penentian posisi otomatis (AIS) sebanyak tiga kali.
Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah: 'Kelahiran' Popeye Si Pelaut yang Awalnya Hanya Tokoh Sampingan
Kemudian kapal itu juga meninggalkan ZEE Indonesia tersebut, pada hari yang sama Rabu (13/1).
Pejabat keamanan Indonesia telah mengamati dengan cermat aktivitas kapal-kapal China, di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan itu.
Ada kekhawatiran tentang militerisasi Beijing dan peningkatan aktivitas dari penjaga pantai dan armada penangkapan ikan Tiongkok.
Peristiwa kapal Xiang Yang Hong 03 menginvasi perairan Indonesia dan mati tiga kali.
Terjadi setelah seorang nelayan Indonesia menemukan self-propelled underwater device (UUV) di lepas pantai Pulau Sulawesi (Indonesia).
Bulan lalu, muncul kekhawatiran tentang kemungkinan pelanggaran keamanan maritim.
Baca Juga: Perang Nuklir China-India Akan 'Menghancurkan Seluruh Planet Bumi'
UUVdiduga milik China, kata para analis, sementara Angkatan Laut Indonesia sedang menyelidiki asal usul perangkat ini.
Seorang juru bicara Bakamla mengatakan kepada Reuters bahwa tidak jelas apakah ada hubungan antara kapal penelitian Xiang Yang Hong 03 dan UUV.
Juru bicara Bakamla juga mengatakan, pertukaran informasi kapalXiang Yang Hong 03 melalui telepon menyebutkan bahwa sistem AIS kapal tersebut rusak.
Kapal penelitian China itu ditemukan ketika para pejabat Indonesia sedang dalam misi untuk mengambil puing-puing dari pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Laut Jawa pada 9/1 dengan 62 orang di dalamnya.
Kedutaan Besar China di Ibukota Indonesia Jakarta, Indonesia, tidak mengomentari kejadian tersebut.
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan tidak ada informasi tentang perizinan kegiatan penelitian kelautan di zona maritim Indonesia.
Indonesia berada di antara jalur laut strategis penting yang digunakan untuk perdagangan.
Perairan Indonesia juga memiliki daerah penangkapan ikan yang kaya dan cadangan energi yang penting.