Intisari-Online.com - Hubungan antara China dan Australia memasuki fase kritik.
Ini terjadi setelah China mengancam akan melakukan 'serangan balasan' terhadap Australia.
Penyebabnya karena Canberra mengutuk penangkapan massal oleh Beijing terhadap 55 politisi dan aktivis di Hong Kong.
Menurut China, apa yang dilakukan Australia sungguh ironi. Mereka mengutuk penangkapan massal tapi tentaranya melakukan tindak kejahatan.
Terbukti ketika Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lijian Zhao mengunggah sebuat foto yang memperlihatkan seorang tentara Australia memegang pisau lalu meletakkannya di tenggorokan seorang anak.
Lalu dia menulis di akun Twitter-nya, bahwa siapa pun yang menghalangi urusan China akan menderita.
"Tekad rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial kami tidak tergoyahkan," kata Lijian Zhao dalam jumpa pers pada hari Senin.
"Dan kami tidak akan mengizinkan siapa pun atau kekuatan apa pun untuk menghentikan proses penyatuan kembali China."