Intisari-Online.com - India telah membuat seruan mendesak untuk bantuan.
Karena awak kapal India di atas kapal kargo yang terdampar di perairan China tetap terjebak setelah sekitar setengah tahun.
Dilansir dari express.co.uk pada Senin (4/1/2021), diperkirakan total 39 awak kapal dua kapal MV Jag Anand dan MV Anastasia telah berlabuh sejak musim panas lalu.
Kapal-kapal yang membawa puluhan ribu ton batu bara Australia itu tidak diizinkan berlabuh di China.
Ini karena kargo tersebut karena China telah melarang impor batu bara Australia.
Dengan kru terjebak di antara perselisihan perdagangan antara Australia dan China, Pemerintah India telah menghubungi China untuk mengizinkan kapal berlabuh karena alasan kemanusiaan.
Namun, China mengatakan hal ini tidak mungkin karena tindakan pencegahan pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.
Kementerian Luar Negeri India sekarang mengatakan para pelaut mengalami "kondisi yang semakin sulit" dan telah meminta diakhirinya "segera" kebuntuan.
Anurag Srivastava, juru bicara MEA, mengatakan pihak berwenang China telah menyatakan "kesediaan" untuk membantu.
"Kami berharap bantuan ini akan diberikan dengan cara yang mendesak, praktis dan terikat waktu, mengingat situasi kemanusiaan yang parah yang berkembang di atas kapal," menurut outlet berita India The Hindu.
Ji Rong, juru bicara Kedutaan Besar China di India, mengatakan Beijing telah berkomunikasi dengan pihak berwenang India dan mengklaim "bantuan tepat waktu dan persediaan yang diperlukan" telah diberikan kepada para pelaut.
Namun, negara itu sejauh ini menolak untuk membiarkan mereka berlabuh di pelabuhan China.
Beberapa pelaut di atas dua kapal telah berbicara dan mengatakan bahwa mereka "kelelahan" dari beberapa bulan di laut.
Salah satu kru, insinyur Virendrsingh Bhosale, mengatakan kru telah meninggalkan keluarga di rumah.
Dia mengatakan kepada berita SBS Australia: "Bahkan terkadang ketika saya menelepon ke rumah saya menangis - secara harfiah saya menangis ketika saya berbicara dengan ibu atau istri saya."
Bhosale mengatakan dia telah menghabiskan selama 16 bulan di kapal pada bulan Desember.
Pada 23 Desember, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan tentang kapal-kapal yang terdampar: "Di China, ada persyaratan yang jelas tentang pencegahan dan pengendalian epidemi di pelabuhan dan karantina awak kapal."
"Ini semua berdasarkan sains."
“Otoritas lokal telah berkomunikasi erat dengan pihak India."
"Mereka telah menanggapi permohonan pihak India secara tepat waktu dan memberikan kemudahan serta bantuan yang diperlukan sambil mematuhi aturan pencegahan epidemi."
Salah satu dari dua kapal - Jag Anand - terjebak di dekat pelabuhan Jingtang di provinsi Hebei China dan telah beroperasi sejak Juni.
Kapal yang dimiliki oleh perusahaan Great Eastern Shipping India itu telah melakukan banyak upaya untuk menurunkan awaknya.
Ia meninggalkan Gladstone di Australia dengan pengiriman batubaranya pada bulan Mei.
Kapal lainnya terjebak di dekat pelabuhan Caofeidian dan telah beroperasi sejak September.
Insiden yang sedang berlangsung terjadi di tengah ketegangan yang terus berlanjut antara China dan India terkait batas Line of Actual Control (LAC) antara dua negara adidaya dunia.
Bentrokan teritorial antara pasukan militer kedua negara di wilayah Ladakh yang disengketakan menewaskan sedikitnya 20 tentara pada Juni 2020.