Find Us On Social Media :

Pantas Banyak yang Protes, Ternyata Joe Biden Bersiap Batalkan Semua Kebijakan Donald Trump yang 'Nyeleneh', Termasuk Soal Larangan Warga Negara Muslim Masuk Amerika

By Mentari DP, Minggu, 17 Januari 2021 | 12:30 WIB

Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden.

 

Intisari-Online.com - Semua 50 negara bagian AS dan District of Columbia (DC) waspada terhadap kemungkinan protes kekerasan akhir pekan ini.

Ini dilakukan menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada hari Rabu (20/1/2021).

Pasukan Garda Nasional telah dikirim secara massal ke Washington DC, untuk mencegah terulangnya kerusuhan mematikan seperti Minggu lalu.

FBI sendiri telah memperingatkan kemungkinan pawai bersenjata oleh pendukung pro-Trump di semua 50 gedung DPR negara bagian.

Baca Juga: Pelantikannya Tinggal Menghitung Hari, Joe Biden Langsung Mulai Pembicaraan dengan Iran, Niat Hindari Perang Nuklir dan Lakukan Hal Ini

Sementara itu, tim Biden telah menetapkan rencana untuk membalikkan kebijakan utama Trump.

Beberapa jam setelah Biden menginjakkan kaki di Gedung Putih, dia akan memulai serangkaian tindakan eksekutif yang dirancang untuk menandai istirahat bersih dari pemerintahan pendahulunya.

Hal itu menurut memo yang dilihat oleh media AS seperti dilansir dari BBC pada Minggu (17/1/2021).

Apa saja yang akan dilakukan oleh Joe Biden ketika sah menjadi Presiden AS nanti?

Baca Juga: Bukan China atau Iran, Justru Korea Utara yang Akan Buat Joe Biden Pusing Tujuh Keliling, Lihat Saja Belum Juga Jadi Presiden AS Kim Jong-Un Sudah Beri Ancaman Ini

- Dia akan mengembalikan AS ke perjanjian iklim Paris, pakta global tentang pengurangan emisi karbon

- Dia akan mencabut larangan perjalanan kontroversial pada daftar negara mayoritas Muslim

- Dia akan mewajibkan penggunaan masker dan saat bepergian antarnegara bagian

Sebagian besar Washington DC akan dikunci menjelang pelantikan Rabu, dengan ribuan pasukan Garda Nasional dikerahkan.

Banyak jalan - beberapa mil dari Capitol, lokasi kerusuhan yang mematikan pada 6 Januari - telah ditutup dengan penghalang beton dan pagar besi.

National Mall, yang biasanya dipadati ribuan orang untuk peresmian, telah ditutup atas permintaan Secret Service, badan yang bertugas melindungi presiden.

Tim Biden telah meminta warga Amerika untuk menghindari perjalanan ke ibu kota negara untuk pelantikan karena pandemi Covid-19.

Pejabat lokal mengatakan orang harus menonton acara dari jarak jauh.

Persiapan menjelang pelantikan Biden dilakukan setelah ada unggahan di jaringan online pro-Trump dan sayap kanan menyerukan demonstrasi bersenjata pada hari Minggu ini dan beberapa hari ke depan.

 

Langkah-langkah keamanan yang ketat mengikuti seminggu di mana Donald Trump menjadi presiden AS pertama yang dimakzulkan dua kali.

Baca Juga: Hubungan AS dan Taiwan Begitu Mesra di Bawah Kepemimpinan Donald Trump, China Tak Tinggal Diam, Siapkan Hal 'Gila' Ini untuk Pelantikan Joe Biden, Apa Itu?

Dia sekarang menghadapi persidangan Senat, atas tuduhan "menghasut pemberontakan" terkait dengan penyerbuan Capitol AS oleh kelompok pendukungnya.

Mereka melakukannya dalam upaya untuk menggagalkan Kongres yang menyatakan kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden.

Lusinan orang telah penangkapan sehubungan dengan penyerangan di gedung Capitol.

Di antara yang terbaru adalah tokoh media sayap kanan yang dikenal sebagai Baked Alaska - nama asli Anthime Joseph Gionet.

Intinya semua negara bagian di AS tengah bersiap untuk kemungkinan terburuk.

Apalagi intelijen dan direktur Departemen Keamanan Publik Texas telah memberikan peringatan.

Dia menduga akan ada "ekstremis brutal" yang dapat menyusup ke protes yang direncanakan di sana untuk "melakukan tindakan kriminal".

Wah, benar-benar waktu yang menegangkan bagi negara sebesar Amerika Serikat bukan?

Baca Juga: Patut Dinantikan Bagaimana Cara Joe Biden Hadapi China, Dijamin Langsung Akan Terjadi Betrokan Sesaat Setelah Dia Menjabat Presiden AS, Taiwan Bisa Jadi Penyebab Utamanya