Penulis
Intisari-Online.com -Mesir nampaknya benar-benar takut boroknya terbongkar setelah kasus kematian pasien di ruang ICU mencuat di publik.
Sebab, meski telah melakukan berbagai penyangkalan, pada akhirnya borok tersebut terkuak dan semakin memojokkan pemerintah Mesir saat ini.
Bahkan, untuk menyangkal mengenai video tersebut, pemerintah Mesir sampai menuduh kelompok lain yang ingin memfitnah mereka.
Namun, pada akhirnya semua terbongkar.
Ya, baru-baru ini Menteri Kesehatan Mesir telah menetapkan bahwa ponsel harus diambil dari pasien rumah sakit selama mereka merekadirawat.
Kebijakan ini diambil setelah kematian seluruh bangsal ICU selama akhir pekan yang tertangkap kamera.
Al-Shorouk melaporkan bahwa setelah pertemuan antara Hala Zayed dan direktur rumah sakit, administrator rumah sakit mulai mengambil paksa ponsel dari pasien ketika mereka dirawat dan kemudian mengembalikannya setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Beberapa keluarga khawatir ketika mereka tidak dapat menghubungi orang yang mereka cintai dan ketika mereka kesulitan menelepon rumah sakit.
Mereka diberitahu bahwa meskipun ponsel pintar dilarang, ponsel tanpa kamera diizinkan.
Sejalan dengan pertemuan tersebut, Otoritas Umum Jaminan Kesehatan mengeluarkan keputusan untuk melarang fotografi dan videografi di dalam rumah sakit termasuk di unit perawatan intensif.
Menteri Kesehatan Mesir menjadi pusat skandal setelah seluruh bangsal ICU di pusat karantina COVID-19 di Rumah Sakit El Husseineya di Provinsi Ash Sharqia meninggal pada akhir pekan karena jumlah oksigen dan tekanannya terlalu rendah.
Zayed telah berusaha menutupi apa yang terjadi, awalnya menyebutkan kematian mereka akibat komplikasi virus corona dan rumor yang disebarkan oleh Ikhwanul Muslimin.
Namun, seorang anggota keluarga dari salah satu pasien menangkap momen terakhir mereka di film dan rekamannya, yang beredar luas di media sosial, menyebabkan keributan.
Bibi Ahmed Mamdouh yang berusia 66 tahun, Fatima Al-Sayed Ibrahim, termasuk di antara pasien yang dirawat di bangsal isolasi yang meninggal dunia.
Foto seorang perawat yang berjongkok dalam keputusasaan juga menjadi viral dan menyoroti krisis perawatan kesehatan Mesir. Kekurangan obat-obatan dasar, termasuk oksigen, telah membuat sistem perawatan kesehatan di ambang kehancuran.
Dinas keamanan di Kegubernuran Ash Sharqia memanggil Ahmed untuk diselidiki dan membuka penyelidikan kedua ke perusahaan keamanan di Rumah Sakit El Husseineya karena mengizinkan seseorang untuk membuat film di sana, yang diduga menyebabkan "kepanikan di antara warga."
Zayed kemudian mengakui bahwa ada krisis oksigen di rumah sakit dan mengatakan bahwa sistem digital akan diberlakukan sehingga petugas medis dapat memeriksa kadar oksigen sepanjang waktu.
Tragedi ICU
Sebuah peristiwa memilukan terjadi di sebuahruang ICUdiMesiryang sedang merawat para pasienCovid-19.
Semua pasien di ruangan tersebut meninggal dunia usai pasokanoksigenuntuk ruang perawatan tersebut habis.
Peristiwa menegangkan di dalam ruangan tersebut terekam sangat jelas melalui video yang direkam oleh salah seorang kerabat pasien.
Tak ayal, video yang diketahui diambil diRumah Sakit Pusat El Husseineya di provinsi Ash Sharqia,Mesirtersebut punviraldi dunia maya.
Bibi juru kamera, Fatima Al-Sayed Mohamed Ibrahim, 66, termasuk di antara pasien yang dirawat di pusat karantina, seperti dilansirmiddleeastmonitor.com.
Insiden itu terjadi setelah kadar oksigen hampir di bawah dua persen.
Namun, dalam kondisi yang sangat mendesak tersebut, justru tidak ada tekanan yang cukup maupun oksigen yang cukup untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Ini adalah insiden kedua yang terjadi setelah pasien di ICU di Rumah Sakit Umum Zefta mengalami nasib yang sama.
Tragedi itu semakin menunjukkan betapa kronisnya korupsi dan kelalaian di jantung pemerintahan yang berkuasa Mesir.