Israel tidak perlu lama menunggu krisis nuklir pertamanya.
Perang Yom Kippur 1973 menyaksikan tentara Arab mencapai kejutan strategis, mengirim pasukan darat Israel ke Gurun Sinai dan Dataran Tinggi Golan.
Senjata nuklir Israel ditempatkan dalam keadaan siaga dan dimuat ke rudal permukaan-ke-permukaan Jericho I dan F-4 Phantom.
Serangan balasan Israel yang gigih mampu mengubah situasi di kedua front sekitar, dan senjata pada akhirnya tidak digunakan.
Tidak banyak yang diketahui tentang senjata awal Israel, terutama hasil dan ukuran persediaannya.
Situasi strategis, di mana Israel kalah jumlah dalam senjata konvensional tetapi tidak memiliki musuh nuklir, berarti Israel kemungkinan memiliki senjata nuklir taktis yang lebih kecil untuk menghancurkan massa yang menyerang tank Arab, pangkalan militer dan lapangan udara militer.
Namun, jarak yang relatif pendek antara Israel dan tetangganya berarti bahwa rudal Jericho, dengan jarak hanya tiga ratus mil, masih dapat menghantam Kairo dan Damaskus dari gurun Negev.
Israel tidak mengkonfirmasi atau menyangkal memiliki senjata nuklir.