'Kami Mendengar Ledakan Seperti Bom dan Gelombang Tsunami', Pengakuan Seorang Nelayan Tak Sadar Detik-Detik Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh di Dekat Kepulauan Seribu

Afif Khoirul M

Penulis

Cerita Calon Penumpang Pesawat Sriwijaya Air SJ 812

Intisari-online.com - Kembali lagi kabar duka datang dari maskapai penerbangan Indonesia, Sriwijaya Air.

Pada Sabtu (9/1/21) pesawat dengan nomor penerbangan SJ182 jatuh di kepulauan seribu, dan kini masih dalam proses pencarian.

Pesawat ini memiliki rute penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak, dengan membawa 62 penumpang.

Menurut Flightradar24, pesawat itu jatuh dari ketinggian 10.000 kaki di antara pulau Lanchang dan pulau Laki.

Baca Juga: Jadi Masalah Krusial Hingga Sering Dikaitkan dengan Kecelakaan Pesawat, Sriwijaya Air Ternyata Pernah Lakukan Perawatan di Pusat Pesawat Terbaik di Indonesia, Tapi Bagaimana Sekarang?

Menteri perhubungan Indonesia Budi Karya Sumadi, mengatakan pesawat itu terbang terlambat satu jam pada 14.36 waktu setempat.

Kemudian kehilangan kontak dengan radar sekitar 4 menit kemudian.

Pada saat itu pesawat tersebut mendekati pengawas lalu lintas udara untuk mencapai ketinggian 29.000 kaki.

Menurut keterangan maskapai Sriwijaya Air, pesawat itu memiliki durasi penerbangan kurang lebih 90 menit.

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Jatuh, Rupanya Seri Pesawat Boeing 737-500 Pernah Alami Kecelakaan Beberapa Kali, Ini Riwayatnya

Kini pesawat tersebut sedang dalam pencarian, empat kapal perang dikerahkan sebagai bagian dari operasi pencarian.

Mengutip BCFocus, Sebagian besar perjalanan dari Jakarta ke Pontianak melewati Laut Jawa.

Sejauh ini, belum ada petunjuk yang ditemukan tentang pesawat yang hilang tersebut.

Pada saat yang sama, menurut media setempat, para nelayan dari "Kepulauan Seribu" melihat potongan logam yang mengambang pada Sabtu sore.

Temuan itu disebut-sebut sebagai bagian dari pesawat.

Wakil Kepala Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional Bambang Suryo Aji mengatakan, tim penyelamat menemukan puing-puing dan pakaian, bersama para nelayan.

Kemudian diserahkan ke Komite Keselamatan Transportasi Nasional, untuk memeriksa apakah hal-hal ini terkait dengan pesawat yang hilang?

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Dikabarkan Jatuh: Maskapai Ini Justru Pernah Keceplosan Ungkap Tempat Duduk Paling Aman Jika Terjadi Kecelakaan Pesawat

Penerbangan Indonesia hilang setelah lepas landas, pencarian dilanjutkan

Di sisi lain, kapten kapal yang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan mengatakan, para nelayan menemukan kabel dan potongan logam di dalam air.

Dia berkata, "Para nelayan memberi tahu kami bahwa mereka mendengar suara yang sangat keras seperti badai dan setelah itu mereka mendapatkan benda-benda ini."

Media itu juga mengutip dari media lokal yangmengklaim bahwa minyak bumi (bahan bakar) juga ditemukan di dekat lokasi yang sama dimana nelayan memperoleh barang tersebut.

Nelayan Pulau Lanchang, Solihin, mengatakan dia dan salah satu temannya mendengar suara ledakan sekitar 30 meter dari tempat dia berada.

"Kami mengira itu adalah bom atau tsunami karena kami melihat gelombang laut yang tinggi setelah big bang. Saat itu hujan deras dan cuacanya juga sangat buruk, jadi ada masalah untuk melihat dengan jelas di sekitar," katanya dikutip dari Radio Elshinta

"Namun, kami melihat ombak tinggi mengikuti suara dentuman keras. Kami kemudian terkejut melihat rongsokan pesawat dan bahan bakar dari pesawat di dekat kapal kami," katanya.

Baca Juga: Tahu Ada Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Terjatuh, Boeing Langsung Bereaksi dan Berikan Pernyataan Terkait Pesawat Buatannya yang Kembali Terjatuh di Indonesia

Sementara Suryo Aji mengatakan tidak ada sinyal radio yang diterima dari pesawat.

Aji mengatakan pihaknya sedang menyelidiki mengapa tidak ada sinyal yang diterima dari pemancar darurat pesawat untuk memastikan apakah pesawat itu jatuh atau tidak.

Sementara itu, Ketua Srivijay Air Jefferson Irwin mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat tersebut aman untuk diterbangkan.

Ia mengaku, hari ini pesawat tersebut terbang ke kota Pontianak dan Pangkal Penang.

Jefferson juga mengatakan pesawat ditunda karena cuaca buruk, bukan karena kesalahan lainnya.

Artikel Terkait